- Pendahuluan
Satelit altimetri telah
berkembang sejak tahun 1973, saat diluncurkannya sistem satelit Skylab oleh
Amerika, satelit ini membawa sistem pengukuran microwave baik aktif maupun pasif yang disebut S193 dan mampu menunjukkan pengukuran dari fitur kasar geoid laut
seperti ocean trenches. Beberapa
jenis satelit altimetri lain yang sudah diluncurkan adalah GOES-3 (1975),
Seasat (1978), Geosat (1985), ERS-1 (1991), TOPEX/Poseidon (1992), ERS-2 (1995),
Jason-1 (2001), ENVISAT (2001), Jason-2 (2008), dan Cryosat-2 (2010).
Satelit altimetri dilengkapi dengan
pemancar pulsa radar (transmitter),
penerima pulsa (receiver), dan
pengukur waktu yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Altimeter radar memancarkan
pulsa gelombang elektromagnetik ke permukaan laut dan diterima kembali oleh
satelit. Berdasarkan waktu tempuh pulsa yang dipancarkan ke permukaan laut dan
diterima kembali dapat diinterpretasi tinggi gelombang, panjang gelombang,
lapisan termoklin dan arus laut.
Tujuan
utama peluncuran sensor altimetri adalah untuk mengamati sirkulasi lautan
global, memantau volume dari lempengan es di kutub dan mengamati perubahan muka
laut rata-rata global. Namun demikian sensor ini juga dapat digunakan untuk mengamati
arus dan eddies, tinggi gelombang,
studi pasang surut di lepas pantai, studi El-Nino, dan lain-lain.
2.
Prinsip dasar altimetri
Altimeter memancarkan
sinyal ke bumi dan menerima echo dari
permukaan laut setelah dipantulkan. Ketinggian laut (sea height) diwakili oleh jarak satelit ke permukaan dan posisi
satelit relatif terhadap sebuah permukaan referensi yang berubah-ubah
(ellipsoid referensi). Beberapa sistem lokasi seperti Doris memungkinkan untuk
menentukan posisi satelit pada akurasi yang tinggi.
Gambar 1. Prinsip dari satelit
altimetri
Jarak
Satelit ke Permukaan : Range
Radar altimeter pada
satelit secara permanen memancarkan sinyal pada frekuensi tinggi (lebih dari
1700 pulsa per detik) ke bumi dan menerima pantulan (echo) dari permukaan laut. Analisis ini menghasilkan sebuah
pengukuran teliti dari rentetan perjalanan waktu di antara satelit dan
permukaan laut. Waktu pengukuran, diskalakan dengan kecepatan cahaya (yang mana
gelombang elektromagnetik menjalar), menghasilkan sebuah rentang/range pengukuran.
Walaupun demikian,
gelombang elektromagnetik berjalan melalui atmosfer dapat dikurangi
kecepatannya oleh penguapan air atau ionisasi. Pada fenomena ini telah
dilakukan koreksi untuk menentukan range
akhir yang diestimasi dengan akurasi yang tinggi.
Tujuan akhir untuk
mengukur tinggi permukaan relatif terhadap sebuah kerangka referensi darat. Ini
membutuhkan pengukuran tersendiri dari lintasan orbit satelit, seperti
koordinat latitude, longitude, dan altitude.
Ketinggian
Satelit/Altitude Satellite (S)
Parameter orbit penting
untuk misi satelit altimetri adalah ketinggian, inklinasi, dan perode.
Ketinggian satelit tergantung pada sejumlah pembatas seperti sudut inklinasi, atmospheric drag, aksi gaya gravitasi
pada satelit, area dari dunia yang dipetakan, dll.
Ketinggian satelit (S)
adalah jarak satelit dengan referensi yang berubah-ubah (seperti ellipsoid,
perkiraan kasar dari permukaan bumi). Satelit dapat diikuti jalannya dengan
berbagai cara, seperti mengukur ketinggiannya dengan akurasi yang paling tinggi
dan menentukan orbit tepatnya, dengan akurasi dalam 1 atau 2 cm. Teknik utama
yang digunakan adalah:
-
Doppler
shift, untuk menentukan secara tepat kecepatan satelit
pada orbitnya. Menggunakan dynamic
orbitography models untuk menentukan lintasan satelit relatif terhadap
bumi (seperti instrumen DORIS atau PRARE )
-
GPS atau sistem yang sama juga dapat
digunakan
-
Laser
tracking juga digunakan, sering untuk kalibrasi.
Ketinggian
Permukaan
Surface
Height (H) adalah jarak satelit dari permukaan referensi (reference surface), maka :
(terkoreksi) Height
= Altitude - (terkoreksi) Range
Untuk lautan, the sea surface height (SSH) dipengaruhi seperti :
-Tinggi permukaan laut yang tanpa fator-faktor
pengganggu (tide, wind, current, dll). Permukaan ini diketahui sebagai Geoid yang
ditentukan oleh bermacam-macam gaya berat sekeliling bumi.
- sirkulasi laut atau topografi dinamik.
Referensi :
Rosmorduc, V., J. Benveniste, E. Bronner,
S. Dinardo,O. Lauret, C. Maheu, M.
Milagro,
N. Picot, Radar Altimetry Tutorial, J. Benveniste and N. Picot Ed.,
www.altimetry.info,
2011.
No comments:
Post a Comment