Hutan
mangrove adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup di daerah
pasang surut pantai. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen,
atau juga hutan payau. Kita sering menyebut hutan di pinggir pantai
tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut lebih tepat
dinamakan hutan mangrove. Bakau sendiri menunjukkan untuk semua individu
tumbuhan sedangkan mangal menunjukkan semua komunitas atau asosiasi
yang didominasi oleh tumbuhan ini, sedangkan mangal meliputi pohon dan
semak-semak yang rerdapat disana.
Ekosistem
mangrove merupakan salah satu dari tiga bagian ekosistem yang termasuk
kedalam ekologi laut tropis, keberadaan ekosistem mangrove sendiri
sangat penting sekali dikarenakan mangrove memiliki peranan yang sangat
penting sebagai penyusun salah satu ekosistem ekologi laut tropis.
Beberapa peranan ekosistem mangrove diantaranya yaitu: sebagai salah
satu ekosistem yang dapat menimalisir amukan gelombang yang sangat besar
yang menuju ke darat, habitat bagi berbagai macam hewan seperti ikan,
udang dan hewan liar lainnya, bahkan dijadikan juga sebagai tempat untuk
mencari makan dan untuk bereproduksi oleh hewan-hewan tersebut, fungsi
lainnya adalah ekosistem mangrove sebagai penyerap karbon di atmosfer,
dan tentunya masih banyak lagi fungsi dari ekosistem mangrove itu
sendiri.
Terdapat 12 genera tumbuhan berbunga dan 8 famili yang berbeda di kawasan hutan mangrove ini, dimana 12 genera yaitu : Avicennia, Snaeda, Laguncularia, Lumnitzera , Conocarpus , Xylocarpus ,Aegiceras , Aegialitis, Rhizophora , Bruguiera, Ceriops dan Sonneratia. Dari ke 12 genera tersebut terdapat 4 genera yang paling utama yaitu Avicennia,Rhizophora , Bruguiera dan Sonneratia. Pertumbuhan
komunitas vegetasi mangrove pada umumnya mengikuti suatu pola zonasi.
Pola zonasi berkaitan erat dengan faktor lingkungan seperti tipe tanah
(lumpur, pasir atau gambut), keterbukaan terhadap hempasan gelombang,
salinitas serta pasang surut Dalam hal penzonasiaan ekosistem mangrove
dari lautan ke daratan, pada umumnya urutannya adalah :
· Avicennia/Sonneratia,
· Rhizophora
· Rhizopora/Bruguiera
· Bruguiera
· Nypa fruticans
Dari
urutan zonasi mangrove tersebut, terdapat tipe pola adaptasi jenis akar
dari mangrove yang terdiri dari bentuk- bentuk akar mangrove yang
berbeda yang meliputi :
1. Akar cakar ayam (chicken claw root)
Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang ke luar ke arah udara seperti pasak. Akar pasak ini terdapat pada Avicennia, Xylocarpus, dan Sonneratia.
Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang ke luar ke arah udara seperti pasak. Akar pasak ini terdapat pada Avicennia, Xylocarpus, dan Sonneratia.
2. Akar Lutut (knee root)
Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh ke arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi. Akar lutut seperti initerdapat pada Bruguiera spp.
Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh ke arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi. Akar lutut seperti initerdapat pada Bruguiera spp.
3. Akar Tongkat (cane root)
Akartongkat merupakan akar (cabang-cabang akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini terdapat pada Rhizophora
Akartongkat merupakan akar (cabang-cabang akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini terdapat pada Rhizophora
4. Akar Papan (Plank root)
Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi akar ini melebar menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet. Akar ini terdapat pada Heritiera.
Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi akar ini melebar menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet. Akar ini terdapat pada Heritiera.
Selain itu mangrove juga memiliki pola adaptasi yang memungkinkan mereka dapat hidup di perairan laut dangkal antara lain :
ü Akar pendek.
ü Menyebar
luas dengan akar penyangga atau tudung akarnya yang khas tumbuh dari
batang dan atau batang (pneumatofor) yang memungkinkannya mendapatkan
oksigen dalam lumpur yang bersifat anoksik di mana pohon-pohon ini
tumbuh.
ü Daun-daunnya kuat mengandung banyak air dan mempunyai jaringan internal penyimpan air dan konsentrasi garamnya tinggi.
ü Beberapa bakau mempunyai kelenjar garam yang menjaga keseimbangan osmotik dengan mengeluarkan garam.
ü Bruguiera dan Rhizophora memiliki benih yang dapat mengapung dan dapat menemukan sendiri substrat yang akan ditumbuhinya.
Jika hutan mangrove hilang maka yang akan terjadi adalah sebagai berikut :
1. Abrasi pantai
2. Dapat mengakibatkan intrusi air laut lebih jauh ke daratan
3. Dapat mengakibatkan banjir
4. Perikanan laut menurun
5. Sumber mata pencaharian penduduk setempat berkurang
6. Dan lain-lain.
LOKASI DAN WAKTU
Pratikum dan pengambilan data akan dilaksanakan pada tanggal 27-28
Desember 2010 bertempat di pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Gugus
Pulau Pari terletak pada bagian paling Selatan dari Pulau-Pulau di
Kepulauan Seribu, sekitar 40 km sebelah barat laut kota Jakarta, dengan
batas-batas yang terletak pada 05o46’15’’ LS – 05o59’30’’ dan 106026’00’’ BT-106034’22’’
BT. Gugus Pulau Pari merupakan sekumpulan dari Pulau-Pulau seperti :
Pulau Tikus, Pulau Burung, Pulau Tengah, dan Pulau Pari. Pulau Pari
merupakan terbesar dari ke lima pulau penyusun Gugus Pulau Pari.
Panjangnya sekitar 2,5 km, lebar bagian terpendek sekitar 60 m dan
bagian terpanjang sekitar 400m
TUJUAN
Pratikum ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas ekosistem mangrove di perairan Pulau Pari , Kepulauan Seribu, Jakarta serta menganalisis parameter pendukung dari komunitas lamun itu sendiri.
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam praktikum ini yaitu tali rafia
100 meter( tiap 10 meter ditandai), meteran jahit, kamera, alat tulis,
dan data sheet.
3.2. Pembuatan Transek Kuadrat
Langkah-langkah pembuatan transek kuadrat 5x5 m2, 2x2 m2, dan 1x1 m2pada lokasi pengamatan simulasi mangrov
3.3. Pengamatan Mangrove
Langkah-langkah praktikum pada simulasi pengamatan data mangrove adalah sebagai berikut :
- Penentuan transek pengamatan, beserta luas transek yang akan diamati.
- Mengamati mana yang termasuk kriteria pohon, anakan, dan semai
- Hitung jumlah pohon, anakan, dan semai serta menghitung diameter batangnya
- Hitung
nilai kerapatan jenis, kerapatan jenis relatif, frekuensi jenis,
frekuensi jenis relatif, penutupan jenis, penutupan jenis relatif, serta
indeks nilai penting dari spesies mangrove.
Ferianita, Melati. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Jakarta : Bumi Aksara.
Mukhtasor. 2007. Pencemaran pesisir dan Laut. Jakarta : Pradnya Paramita.
Wibisono, M.S. 2005. Pengantar Ilmu Kelautan. Jakarta: PT Gramedia.
http://www.imred.org/?q=content/ekosistem-mangrove-di-indonesia[diunduh 23 November 2010].
No comments:
Post a Comment