INFO PRAKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN(PDPI) dari KKP [13-15 September 2013 ] : DPI Jawa Bali dan Nusa Tenggara : DPI (122’34’’21.9’’’BT, 9’12’’3.1’’’LS) Potensi (111’18’’54.2’’’BT, 8’46’’7.7’’’LS) (112’4’’59.4’’’BT, 8’27’’50.7’’’LS) (115’28’’3.7’’’, 9’7’’43.9’’’LS) (115’26’’37.2’’’BT, 9’26’’27.2’’’LS) (107’17’’23.2’’’BT, 8’0’’2.5’’’LS) DPI Kalimantan : -- DPI Maluku Papua : -- DPI Sumatera : Potensi (104’55’’48.3’’’BT, 6’27’’52.0’’’LS) DPI Sulawesi : Potensi (118’43’’55.8’’’BT, 1’45’’35.1’’’LS)

Friday, October 14, 2011

PENGAMATAN KONDISI ANEMON LAUT DI AKUARIUM RECIRCULATION WATER SYSTEM



PENGAMATAN KONDISI ANEMON LAUT DI AKUARIUM
RECIRCULATION WATER SYSTEM (RWS)
Oleh:
Veronica Stella A.L, Sancha  Sadewa, dan Saifur Rohman
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor  2011

I.                            PENDAHULUAN

Anemon laut merupakan hewan dari kelas Anthozoa(Allen, 1974). Bentuk anemon laut terlihat seperti tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh, anemon merupakan jenis hewan. Beberapa anemon laut dapat bergerak. Pergerakan anemon laut seperti siput, bergerak secara perlahan dengan cara menempel. Sebagian besar anemon laut memiliki sel penyengat. Berguna untuk melindungi dirinya dari predator. Di alam anemon laut berfungsi sebagai tempat hidup ikan badut. Kedua organisme ini melakukan simbiosis mutualisme (Carson, 1974).  Sekarang ini, anemon laut sudah banyak yang dibudidayakan. Bentuknya yang cantik dan aneh membuat para penikmat hewan laut terpukau. Beberapa anemon laut yang sudah banyak dibudidayakan antara lain:
1. Anemon karang
Anemon karang atau lebih dikenal dengan karang anemon. Bentuknya membulat atau lonjong pada bagian dasarnya. Badannya dipenuhi puluhan jari-jari berwarna cokelat tua. Di ujung jari-jari terdapat bintik hitam yang menyerupai mata. Anemon ini menempel pada karang yang dibentuknya. Anemon karang memakan plankton yang melayang-layang di dalam air. Jika mati, karang ini membentuk karang yang keras.
2. Anemon Matahari
Anemon matahari berbentuk bulat, badannya dipenuhi jari-jari. Berbeda dengan anemon karang, jari-jari anemon matahari meruncing serta bewarna belang putih dan cokelat muda seperti belali mini. Jari-jari anemon matahari tidak halus seperti anemon karang, tetapi agak kasar atau berbintil-bintil. Anemon ini disebut anemon matahari karena apabila jari-jarinya menjulur seperti matahari yang sedang terbit. Anemon matahari memakan plankton dan tidak berbahaya bagi ikan dan manusia. Namun, jika mati anemon ini harus segera diangkat karena menimbulkan bau busuk.
3. Anemon pasir
Anemon pasir berbentuk piringan yang dipenuhi jari-jari, anemon pasir berwarna cokelat muda hingga cokelat gelap, jari-jarinya halus tidak berbintik dan diujungnya terdapat titik berwarna hitam. Anemon pasir juga menjadi tempat berkumpulnya ikan - ikan. Anemon ini memakan plankton dan tidak berbahaya bagi ikan ataupun manusia(www.stanford.edu).
Teknik pemeliharaan biota laut sedikit berbeda dengan biota air tawar. Salah satu teknik budidaya hewan laut yang sedang berkembang saat ini ialah media Recirculation Water System(RWS). Kontrol kualitas air harus dilakukan secara teratur. Pembersihan akuarium secara teratur merupakan suatu langkah yang paling efektif dalam menjaga kualitas air dalam akuarium(o-fish, 2008). RWS merupakan suatu sistem sirkulasi air pada akuarium yang memanfaatkan filter untuk melakukan penyaringan air secara terus-menerus tanpa harus melakukan proses pergantian air (Yudha, 2005).
 
Gambar 1. Contoh Akuarium RWS(sumber: www.ipb.ac.id)
Akuarium RWS dirancang dengan menggunakan beberapa filter dengan sistem filter terpusat. Filter yang digunakan yaitu filter fisika berupa pecahan-pecahan karang (rubble), filter biologi berupa bioball, serta filter kimia berupa arang aktif. Dengan metode ini tidak perlu melakukan kontrol akuarium secara terus menerus sehingga akan banyak menghemat waktu dan tenaga.  Dalam praktikum ini dilakukan adanya pengamatan kondisi dari anemon laut yang berada di akuarium RWS dengan parameter yaitu:
  1. Kondisi dari anemon seperti jumlah mukus, bentuk tentakel, warna anemon, dan mesentrial filamen
  2. Pengamatan kualitas air dari akuarium seperti suhu, salinitas, pH, amonia, dan nitrit
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengamati kondisi dari anemon laut di dalam akuarium RWS agar mengetahui kendala dan tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar anemon dapat tetap bertahan hidup lebih lama.

II.  TINJAUAN PUSTAKA
2.1                 Biologi Anemon Pasir (Heteractis malu, Haddon and Shackleton, 1983)

Anemon laut merupakan hewan dari kelas Anthozoa. Bentuk dari anemone laut sekilas terlihat seperti tumbuhan, tapi jika diamati lebih jauh, anemone laut merupakan jenis hewan. Beberapa anemon laut dapat bergerak. Pergerakan anemone laut seperti siput, bergerak secara perlahan dengan cara menempel. Sebagian besar anemon laut memiliki sel penyengat. Berguna untuk melindungi dirinya dari predator. Di alam anemone laut berfungsi sebagai tempat hidup dari ikan badut. Kedua organisme ini melakukan simbiosis mutualisme.
Anemon pasir berbentuk piringan yang dipenuhi jari-jari, anemon pasir berwarna cokelat muda hingga cokelat gelap, jari-jarinya halus tidak berbintik dan diujungnya terdapat titik berwarna hitam. Anemon pasir juga menjadi tempat berkumpulnya ikan - ikan. Anemon ini memakan plankton dan tidak berbahaya bagi ikan ataupun manusia (EOL, 2010). Gambar 2 merupakan contoh organisme anemon pasir.

Gambar 2. Anemon pasir (Sumber:wikimedia.org)
HETERACTIS malu (Haddon dan Shackleton, 1893)  Anemone Laut Asli deskripsi sebagai malu Discosoma, dari spesimen yang dikumpulkan di Mer, di Selat Torres. Nama-nama lain yang sebelumnya digunakan meliputi Macranthea cookei (oleh Reed 1971), Radianthus papillosa (oleh Dunn 1974, Moyer 1976), Antheopsis papillosa (oleh Cutress 1977). Karakter bidang Diagnostik Tentacles jarang, gemuk (jarang sampai 40 mm), panjang variabel bahkan dalam satu baris radial, magenta biasanya berujung. Oral disk terletak di permukaan sedimen di mana kolom halus yang menyusup. Kolom krim umumnya pucat atau berwarna kuning, mungkin memiliki bercak kuning atau oranye yang mendalam.
            Rincian Tentacles timbul dari coklat atau keunguan disk (jarang hijau cerah) lisan sebanyak 200 mm dengan diameter yang mungkin memiliki tanda radial putih; merata meruncing ke titik atau sedikit meningkat di tengah; bagian warna yang lebih rendah sama dengan disk lisan, tetapi bagian atas mungkin memiliki cincin putih beberapa atau akhir hijau. Sangat tipis kolom dalam ekspansi; bagian atas ungu-coklat (karena zooxanthellae) dengan baris longitudinal verrucae perekat.    Anemon dapat menarik kembali sepenuhnya ke dalam sedimen; yang paling umum di dangkal, air yang tenang.

2.2                 Parameter yang mempengaruhi kesehatan anemone

Kesehatan anemone banyak dipengaruhi oleh lingkungan tempat anemone tersebut hidup. Kondisi lingkungan dapat dinilai dengan mengetahui parameter perairan. Misalnya suhu, DO, pH, salinitas, nitrit, dan lain-lain. Adapun kualitas air yang optimum untuk pemeliharaan anemon laut adalah perairan dengan suhu 24 - 29 °C. Anemon merupakan hewan laut yang membutuhkan perairan dengan oksigen terlarut 2,4 - 6 mg/l atau 4 - 7 mg/I, nitrit 0,551 - 0,552 mg/I atau 0,5 mg/I, amonia 0,01 - 0,021 mg/l atau 0,1 mg/l. Anemon dapat hidup dengan baik dengan pH perairan berkisar  pH 7,2 - 8,3 atau 8 - 8,3. Syarat hidup anemon yang baik berada pada kisaran suhu 29-32 °C dan dengan kadar salinitas berkisar antara 31 - 33 ‰. Anemon akan optimum hidup pada perairan yang memiliki intensitas cahaya matahari yang hangat dan nutrient yang melimpah, seperti pada     ekosistem
terumbu karang dimana pada ekosistem tersebut memiliki asupan nutrient yang banyak dan intensitas cahaya matahari yang tinggi (EOL, 2010).

III.                         METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
Pengamatan dilakukan pada tanggal 26 September 2011 bertempat di Laboratorium Basah, Gedung Marine Science and Technology, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Lantai 1, FPIK-IPB.
3.2  Pengamatan Fisik Anemon
Pengamatan fisik meliputi yaitu:
-          Mukus yang dikeluarkan
-          Tentakel
-          Warna anemon
-          Mesentrial filamen
3.3  Pengamatan Kualitas Air
Untuk pengamatan kualitas air yaitu:
-          Pengukuran pH air dengan pH meter
-          Pengukuran Salinitas dengan refraktometer
-          Pengukuran Suhu dengan termometer
-          Pengukuran Amonia (mg/L)
-          Pengukuran Nitrit (mg/L)
 
IV.                          HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan secara fisik dari anemon pasir (Heteractis malu) diperoleh hasil yaitu sebagai berikut            :
Tabel 1. Pengamatan tingkah laku anemon
Parameter
Ukuran parameter
26 September 2011
Akuarium1
Akuarium 2
Akuarium 3
t.1
t.2
t.3
t.1
t.2
t.3
t.1
t.2
t.3
Mukus
Banyak









Sedang









Sedikit








Tidak ada




Tentakel
Mengembang








Setengah mengembang






Menyusut







Warna
Cerah









Agak pucat









Pucat









Memutih




Mesentrial Filamen
Abnormal









Normal



















Dari tiap akuarium yang diamati menunjukkan bahwa mukus yang dikeluarkan dari tiap anemon yang berada di akuarium 1 hingga akuarium 3 kebanyakan tidak ada mukus yang dikeluarkan hanya sedikit yaitu terjadi di akuarium pertama anemon ke-2. Hal ini menunjukkan bahwa anemon tersebut dalam kondisi yang cukup baik atau tidak mengalami stress atau gangguan yang berarti sehingga mukus atau penyengatnya tidak  dikeluarkan atau hampir tidak ada.
Untuk tingkah laku dari tentakelnya terlihat bahwa tiga dari anemon tentakelnya setengah mengembang dan satu anemon tentakelnya mengembang serta dua anemon tentakelnya menyusut yaitu pada anemon ke-3 di akuarium 1 dan anemon ke-2 di akuarium 1. Pada dasarnya kondisi dari tentakel yang baik adalah mengembang sedangkan akan menyusut ketika terjadi gangguan atau stress. Untuk kasus dari menyusutnya tentakel dari kedua anemon tersebut kemungkinan akibat dari kondisi anemon yang sudah tidak sehat dan kualitas air yang menurun. Sehingga anemon tersebut mengalami stress yang berdampak pada menyusutnya tentakel. Sedangkan untuk pengamatan dari mesentrial filamen diperoleh hasil untuk semua anemon normal tetapi untuk kondisi warnanya semua dari anemon pasir ini sudah mengalami pemutihan atau berwarna putih. Kriteria warna dari anemon pasir yang sehat ialah berwarna cokelat muda hingga cokelat gelap (EOL, 2010).

Gambar 3. Warna dan bentuk dari anemon pasir yang diamati
Dan untuk hasil pengamatan kualitas  airnya diperoleh data sebagai berikut yaitu:
Tabel 2. Pengamatan kualitas air
No
Parameter
Suhu (°C)
Salinitas ( ‰)
pH
Nitrit (mg/L)
Amonia (mg/L)
1
Akuarium 1
28
35
6.2
0.133
0.100
2
Akuarium 2
27
38.3
6.2
0.101
0.038
3
Akuarium 3
27
38.3
5.97
0.093
0.078
4
Akuarium 4
28
40
5.87
-
-

Untuk parameter suhu dari air akuarium diperoleh hasil yaitu berkisar antara 27-28 °C


Gambar 4. Grafik nilai suhu air di tiap akuarium
Sedangkan nilai suhu untuk syarat pertumbuhan anemon yang baik yaitu berkisar antara 29-32 °C (EOL, 2010). Sehingga dapat dikatakan masih belum optimal kisaran suhu yang berada di tiap akuarium tersebut.
Untuk nilai dari salinitas dan pH diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik nilai salinitas air di tiap akuarium

Gambar 6. Grafik nilai pH air di tiap akuarium
Dari gafik tersebut terlihat bahwa nilai dari salinitas dari tiap akuarium adalah 35 ‰ untuk akuarium pertama, 38.3‰ untuk akuarium kedua dan ketiga, dan 40‰ untuk akuarium keempat. Dan untuk pH airnya yaitu berkisar antara 5.87 hingga 6.2. Hal ini masih kurang dengan kisaran pH dan salinitas yang baik bagi pertumbuhan anemon yaitu dengan pH perairan berkisar  pH 7,2 - 8,3 atau 8 - 8,3 dan dengan kadar salinitas berkisar antara 31 - 33 ‰ (EOL, 2010). Kondisi ini terjadi dapat dikarenakan lamanya air laut yang digunakan dan belum pernah diganti sehingga terjadi penguapan yang sedikit demi sedikit mengakibatkan naiknya salinitas dari air tersebut dan juga dapat dikarenakan rusak atau menurunnya kualitas dari sistem penyaring air yang terjadi karena sudah lama tidak diperbaiki sitem filtrasinya sehingga pH dari air tersebut menurun karena kotor atau menumpuknya limbah dari kotoran anemon tersebut. Sedangkan untuk nilai dari Nitrit dan Amonianya diperoleh data sebagai berikut:

Gambar 7. Grafik nilai nitrit air di tiap akuarium
Dari masing-masing akuarium diperoleh nilai dari nitrit sebesar 0.133 mg/L untuk akuarium pertama, 0.101 mg/L untuk akuarium kedua, dan 0.093 mg/L untuk akuarium ketiga. Dan juga diperoleh nilai dari amonia yaitu 0.1 mg/L untuk akuarium pertama, 0.038 mg/L untuk akuarium kedua, dan 0.078 mg/L untuk akuarium yang ketiga.

Gambar 8. Grafik nilai amonia air di tiap akuarium
Untuk kadar dari kandungan nitrit sendiri masih jauh dari kadar optimal untuk pertumbuhan yang baik bagi anemon yaitu  0,551 - 0,552 mg/I atau 0,5 mg/I (EOL, 2010).  Tetapi untuk nilai dari amonianya cukup baik untuk pertumbuhan anemon yaitu 0,01 - 0,021 mg/l atau 0,1 mg/l (EOL, 2010).
Dari parameter-parameter yang telah diamati dapat dikatakan bahwa kondisi fisik dari pertumbuhan anemon pasir yang sudah memutih cukup sehat tetapi kualitas air untuk pertumbuhan optimalnya masih kurang baik atau kualitas dari airnya sudah mengalami penurunan baik dari segi salinitas, pH, nitrit, dan suhu dari air tersebut. Sehingga untuk menjamin kelangsungan hidup dari anemon tersebut diperlukan pergantian air atau perbaikan dan pembersihan dari alat filtrasi kualitas airnya agar kondisi dari kualitas airnya dapat normal kembali atau cocok untuk mendukung pertumbuhan anemon pasir tersebut.

V.                             KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan kondisi fisik anemon pasir(Heteractis malu) dan kualitas air akuarium dapat disimpulkan bahwa kondisi anemon telah memutih dari warna awalnya tetapi cukup normal atau sehat. Sedangkan untuk kualitas air dari akuariumnya sudah mengalami penurunan atau tidak sesuai dengan kualitas optimum bagi pertumbuhan anemon yang baik sehingga diperlukan perbaikan kualitas airnya.

DAFTAR PUSTAKA
Allen, G.R. 1974. Damselfishes of the South Seas. T.FH. Publications, Inc. Sydney, Australia P:50-62.
Yudha, Indra Gumay. 2005. Aplikasi Sistem Resirkulasi Tertutup (Closed Resirculation System) dalam Pengelolaan Kualitas Air Tambak Udang Intensif. Seminar Hari Air Sedunia 2005. Lampung.
Carson, R. 1974. The Edge of The Sea Dengerous Sea Creatures. Time Life Tele-vision USA p: 90-i77.
Indra AS, Adam LN, Miswanto, Shofyan A, Ferry F, dan La Ode R A. 2010. Pemanfaatan Sistem Double Filter terhadap kelangsungan hidup anemon dalam akuarium[PKMT-2-4-1]. http://www.ipb.ac.id [2 Oktober 2011].

Wikimedia.2010. Heteractis malu, with shorter tentacles and a sturdier body. http://wikimedia.org [2 Oktober 2011].
Aorisan, Y. 2009. Anemon laut yang sudah dibudidayakan. http://www.stanford.edu [1 Oktober 2011].                        
EOL. 2010. Heteractis malu (Haddon and Shackleton, 1893). http://eol.org/pages [1 Oktober 2011].
Http: /www. o-fish.com [ 2 Oktober 2011].








No comments:

Post a Comment