Robot
ikan yang
secara otomatis diprogram untuk mendeteksi polutan di laut
Robofish ini dikembangkan oleh ilmuwan bernama Dr.
Lukas Speller yang berasal dari Konsorsium
Shoal. Konsorsium
Shoal adalah sebuah kelompok yang
didanai oleh Komisi Uni Eropa.
Specifications
Sumber energi : rechargeable batteries hingga 8 jam
Panjang :
150 cm
Tinggi :
60 cm
Lebar :
35 cm
Berat :
lebih dari
35 kg
Beroperasi :
hingga 30 m
Jarak tempuh
: 15 km
range : dibatasi oleh
1 km acoustic
range dari 'pingers'
Robotic
Design
oSwimming mechanism and mathematical models
Teori
yang dipakai adalah teori pergerakan undulasi (the
undulation movement )
yang menjelaskan
masalah bagaimana ikan memperoleh energi untuk bergerak maju dalam batas
tertentu
oMotion control methods
1.Cruising : berenang di kecepatan konstan
2.Manoeuvring : untuk mempercepat, memperlambat, mengubah arah, berbalik dan berenang up-down, dll
3.Hovering : untuk berhenti atau stabil pada beberapa posisi di dalam air
oMechanical structure and sensors
Robot ini terbuat dari serat karbon dan logam serta otot buatan dari bahan karet.
Sensor yang digunakan
adalah video cameras (image sensors), hydrophones, infrared sensors,
ultrasonic sensors, dan sensor kimia
Chemical Analysis
Robot
ikan ini
menggunakan sensor kimia berupa mikro-elektroda
array / Clark
electrode adalah sel elektrokimia lengkap yang
terdiri dari katoda, anoda (biasanya
elektroda perak), larutan
elektrolit, dan membran gas-permeable.
Digunakan untuk
merasakan polusi,
sehingga Robofish mampu mendeteksi fenol dan
logam seperti tembaga dan
timah serta
kadar oksigen.
Underwater Communications
Sistem komunikasi dan penetuan posisi bawah air
yang digunakan adalah komunikasi akustik “pingers” yang mirip satelit dalam sistem GPS. Kemudian akan mengirimkan informasi kembali ke pantai dengan menggunakan teknologi wi-fi.
Selanjutnya akan dikembangkan sebuah jaringan Underwater Mobile Ad-hoc Network (UMANet)
Artificial and swarm intelligence
Masing-masing ikan telah diberikan
kecerdasan buatan untuk mengoperasikan secara independen dan team. Setiap robot ikan akan mampu mengelola beberapa
masalah, mulai dari menghindari rintangan, mengetahui di mana untuk memantau
polusi dan menemukan sumber pencemar, untuk menjaga jarak komunikasi dari robot ikan lain dan kembali lagi untuk pengisian energi.
Dapat mencari, menemukan,
mengidentifikasi, dan melaporkan lokasi yang tepat
dari polutan
Referensi :
Churchman
L, Emmett L and Hooley S. 2012. Intelligent
Robotic Fish Detect Pollution . SHOAL Press
Office.
Emmett
L and Hooley S. 2012. Robofish:
Robotic design. SHOAL
Press Office.
http://www.roboshoal.com
[SHOAL].
2012. Robofish.
http://www.bmt.org.
http://www.ship-technology.com
.
http://sidomi.com
.
http://www.sdi.kkp.go.id
.
No comments:
Post a Comment