Dalam
menentukan posisi suatu objek yang sudah teridentifikasi di dasar
laut yang berupa
material jatuhan logam, beton, dan pecahan karang kita harus melakukan koreksi
terlebih dahulu, karena posisi objek terdapat di belakang kapal dan juga di
bagian kanan atau kiri towfish. Dalam hal ini untuk ketelitian posisi suatu
objek tergantung dari skala peta yang diinginkan. Koreksi dalam menentukan
posisi objek terbagi dua yaitu slant range corection dan layback correction
(Laswono, 2007 dalam Sari dan Manik, 2009).
(1) Slant range correction
Slant
range adalah jarak antara suatu objek di dasar laut dengan
towfish,
sedangkan
slant range correction adalah jarak horisontal suatu objek di dasar laut
dengan titik
dasar laut di bawah towfish (Gambar
1). Pada koreksi ini suatu objek diumpamakan terletak di sebelah kiri
atau kanan towfish, sehingga dapat dihitung dengan menggunakan
rumus phytagoras.
Gambar
1. Skema perhitungan slant range correction
di mana: a = Slant range correction, b = Tinggi towfish terhadap dasar laut,
dan c = Slant range.
di mana: a = Slant range correction, b = Tinggi towfish terhadap dasar laut,
dan c = Slant range.
(2) Layback Correction
Layback
correction adalah jarak mendatar dari antena GPS
terhadap posisi
towfish di
belakang kapal. Tujuan penghitungan ini adalah untuk menentukan posisi towfish
sebenarnya. Perhitungan layback correction (Gambar 2) juga dihitung
dengan menggunakan rumus phytagoras sebagai berikut:
Gambar 2. Skema perhitungan layback correction
Keterangan: a2 = c2 – b2, D = kedalaman laut, a = Jarak
mendatar dari buritan kapal ke towfish, b = Kedalaman towfish dari
permukaan laut, c = Panjang towcable, d = Tinggi towfish dari
dasar laut, e = Jarak horisontal dari antena GPS ke buritan kapal.
Jika
jarak horisontal dari antena sampai buritan diketahui, maka koreksi jarak horisontal
dari antena sampai towfish dapat dicari, yaitu dengan cara menambahkan
jarak horisontal dari buritan ke towfish dengan jarak antena dengan
buritan.
No comments:
Post a Comment