Saifur
Rohman. Aplikasi Multibeam dan
Side Scan Sonar untuk Mendeteksi Target Runtuhnya Jembatan
Kartanegara di Kutai Kalimantan Timur. Dibimbing Oleh Henry M. Manik dan Djoko
Hartoyo
Gambar 1. Ilustrasi
proses pendeteksian dengan Multibeam dan Side Scan
Sonar (http://www.dishidros.go.id).
Latar
Belakang
Prinsip
dasar awal dari sonar adalah menggunakan suara untuk mendeteksi atau
menemukan objek yang secara khusus berada di laut (Hansen, 2011). Multibeam Sonar
merupakan instrumen akustik yang memiliki kemampuan untuk
melakukan pemetaan tiga dimensi terhadap dasar laut (Medwin dan Clay, 1998).
Titik-titik kedalaman yang rapat dapat diukur oleh multibeam secara
simultan, cepat, dan memiliki
keakuratan yang tinggi, di
mana hal ini
tidak dapat dilakukan oleh single beam echosounder.
Selain
kemampuan
instrumen tersebut dalam melakukan pemindaian dasar laut dengan akurasi yang
sangat tinggi dan cakupan yang luas (Anderson et al., 2008) juga mampu
menghasilkan informasi berupa nilai backscattering yang dapat digunakan
untuk mengetahui sebaran jenis sedimen dasar laut (Manik, 2008).
Side scan sonar adalah
instrumen yang digunakan dalam survei untuk melakukan
pencitraan dasar laut (Tritech International Limited, 2008). Side scan sonar
(SSS) merupakan
pengembangan sonar yang mampu
menunjukkan dalam gambar dua dimensional permukaan dasar laut dengan kondisi
kontur, topografi, dan target secara bersamaan. Instrumen ini mampu membedakan besar kecil partikel penyusun
permukaan dasar laut seperti batuan, lumpur, pasir, kerikil, atau tipe-tipe
dasar perairan lainnya (Bartholoma, 2006). SSS digunakan
untuk berbagai
aplikasi, seperti pendeteksian keberadaan pipa dan kabel laut, pendeteksian
struktur dangkal dasar laut, pelaksanaan pengerukan, studi lingkungan,
kemiliteran, arkeologi, perikanan, dan
pertambangan.
Jembatan Kutai
Kartanegara adalah jembatan
gantung yang melintas di
atas sungai Mahakam.
Panjang jembatan secara keseluruhan mencapai 710 meter, dengan bentang bebas atau area yang tergantung
tanpa penyangga mencapai 270 meter. Jembatan ini merupakan sarana penghubung
antara kota Tenggarong dengan Kecamatan Tenggarong
Seberang yang menuju ke Kota Samarinda. Namun pada tanggal 26 November 2011
pukul 16.20 waktu setempat, jembatan Kutai
Kartanegara ambruk dan rubuh
(www.harianhaluan .com), sehingga
mendorong banyak pihak turun ke lapangan untuk mencari penyebab musibah itu.
Berbagai alat survei pun dikerahkan untuk meneliti kondisi jembatan
pascabencana itu, termasuk tim dari Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla)
BPPT juga melakukan survei dasar sungai
di bawah jembatan yang rusak tersebut, guna
menyelidiki bagian konstruksi yang tenggelam di dasar sungai.
Oleh karena itu, penulis mengajukan
judul penelitian Aplikasi Multibeam
dan Side Scan Sonar untuk mendeteksi target runtuhnya Jembatan Kartanegara di Kutai Kalimantan Timur.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memvisualisasikan
dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dari Multibeam dan Side
Scan Sonar pada pendeteksian target runtuhnya jembatan Kartanegara di
Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.
Ringkasan Penelitian
Jembatan Kutai Kartanegara adalah
jembatan gantung yang melintas di atas
sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Jembatan ini merupakan sarana penghubung
antara kota Tenggarong dan kota Samarinda. Pada tanggal 26 November 2011 jembatan
Kutai Kartanegara ambruk dan rubuh. Evakuasi dilakukan untuk mencari target
yang ada di perairan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
informasi dasar perairan seperti kedalaman, posisi target dari runtuhnya jembatan
untuk membantu dalam proses evakuasi.
Multibeam dan
Side Scan Sonar (SSS) merupakan
instrumen hidroakustik yang mampu mendeteksi batimetri dan mengetahui kondisi
dasar perairan secara baik. Akuisisi data dilakukan dengan menggunakan alat Multibeam Reson Hydrobat dan SSS EdgeTech 4200. Pengolahan data batimetri
dengan menggunakan software PDS 2000 dan
Caris HIPS & SIPS 6.1. Data side scan sonar diolah dengan bantuan software SonarWeb, Caris HIPS &
SIPS 6.1, dan dilakukan penentuan nilai amplitudo dari target yang
ditemukan dengan bantuan software Xtf2segy dan SeiSee.
Hasil
pendeteksian alat ini diperoleh berupa peta batimetri lokasi penelitian yang
memiliki kedalaman berkisar 4,07 meter hingga 58,15
meter. Target dasar perairan yaitu berbentuk rangka jembatan, berbentuk
kotak/persegi, berbentuk tali, berbentuk
gundukan kecil, dan benda bertali. Mosaik intensitas pantulan gelombang akustik
dari dasar perairan diperoleh, dengan pendugaan nilai amplitudo tertinggi dari
target bentuk rangka jembatan yaitu 7.200-7.974 mV, diikuti target bentuk kotak/persegi (2.019-2.715 mV),
target bentuk gundukan kecil (1.795-2.490 mV), target benda bertali (819-830 mV),
target bentuk tali (684-729 mV), dan terendah dari substrat di sekitar target tali
yaitu 258 – 454 mV.
No comments:
Post a Comment