BUDIDAYA IKAN LELE
( Clarias )
( Clarias )
1. SEJARAH SINGKAT
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan
tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai
beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut
(Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar),
ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di
negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand),
ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).
Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan
walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau
air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.
2. SENTRA PERIKANAN
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia.
Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand
produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah
Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha.
3. JENIS
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam
Djatmika et al (1986)
adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
adalah:
Kingdom : Animalia
Sub-kingdom : Metazoa
Phyllum : Chordata
Sub-phyllum : Vertebrata
Klas : Pisces
Sub-klas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Siluroidea
Familia : Clariidae
Genus : Clarias
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat
dikembangkan:
- Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
- Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang).
- Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
- Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
- Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur).
- Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika.
- Sebagai bahan makanan
- Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai
ikan pajangan atau ikan hias.
- Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas
hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan
alami ikan lele.
- Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.
- Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
- Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
- Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
- Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya.
- Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh,
tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
- Ikan lele dapat hidup pada suhu 20°C, dengan suhu optimal
antara 25-28°C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan
kisaran suhu antara 26-
30°C dan untuk pemijahan 24-28 ° C.
- Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya
cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin
zat O2.
- Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri,
merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang
dapat mematikan
ikan.
- Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan
dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang
rawan banjir.
- Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau
daun-daunan hidup, seperti enceng gondok.
- Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar )
maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan
lumpur antara 30–60
cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari
12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter. - Persyaratan untuk pemeliharaan ikan lele di keramba :
- Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
- Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
- Lebar sungai atau saluran irigasi antara 3-5 meter.
- Sungai atau saluran irigasi tidak berbatu-batu, sehingga
keramba mudah dipasang.
- Kedalaman air 30-60 cm.
- Sungai atau saluran irigasi tidak curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
- Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk
dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
Pada minggu ke 1-6 air harus dalam keadaan jernih kolam, bebas dari pencemaran maupun fitoplankton. Ikan pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu 10, air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat untuk mengukur kekeruhan air disebut secchi. Prakiraan kekeruhan air berdasarkan usia lele (minggu) sesuai angka secchi :- Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
- Usia 16-19 minggu, angka secchi = 30-40
- Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
- Usia 10-15 minggu, angka secchi = 30-50
- Penyiapan Bibit
- Menyiapkan Bibit
- Pemilihan Induk
- Ciri-ciri induk lele jantan:
- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele
betina.
- Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk
ikan lele betina.
- Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol,
memanjang ke arah belakang, terletak di belakang
anus, dan warna kemerahan.
- Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan
agak gepeng (depress).
- Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding
induk ikan lele betina.
- Bila bagian perut di stripping secara manual
dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan
putih kental (spermatozoa-mani).
- Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele
betina.
- Kepalanya lebih kecil dari induk ikan lele
betina.
- Ciri-ciri induk lele betina
- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele
jantan.
- Warna kulit dada agak terang.
- Urogenital papilla (kelamin) berbentuk oval
(bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak
lebar dan terletak di belakang anus.
- Gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan
agak cembung.
- Perutnya lebih gembung dan lunak.
- Bila bagian perut di stripping secara manual
dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan
cairan kekuning-kuningan (ovum/telur).
- Kepalanya lebih besar dibanding induk lele
jantan.
- Syarat induk lele yang baik:
- Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
- Induk lele diambil dari lele yang dipelihara
dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup
di kolam.
- Berat badannya berkisar antara 100-200 gram,
tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang
20-5 cm.
- Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak
cacat, tidak luka, dan lincah.
- Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan
induk betina berumur satu tahun.
- Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali,
dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari
15 kali dengan syarat apabila makanannya
mengandung cukup protein.
- Kulitnya lebih kasar dibanding induk lele jantan.
- Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon
induk terlihat mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran
antara yang jantan dan yang betina. Induk tersebut
segera ditangkap dan ditempatkan dalam kolam tersendiri
untuk dipijahkan.
- Perawatan induk lele:
- Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk
ikan lele diberi makanan yang berkadar protein
tinggi seperti cincangan daging
bekicot, larva lalat/belatung, rayap atau makanan buatan (pellet). Ikan lele membutuhkan pellet dengan kadar protein yang relatif
tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra kurang baik untuk makanan induk lele, karena kandungan lemaknya tinggi. Pemberian cacing sutra
harus dihentikan seminggu menjelang perkawinan atau pemijahan. - Makanan diberikan pagi hari dan sore hari dengan
jumlah 5-10% dari berat total ikan.
- Setelah benih berumur seminggu, induk betina
dipisahkan, sedangkan induk jantan dibiarkan untuk
menjaga anak-anaknya. Induk jantan baru bisa dipindahkan
apabila anak-anak lele sudah berumur 2 minggu.
- Segera pisahkan induk-induk yang mulai lemah
atau yang terserang penyakit untuk segera diobati.
- Mengatur aliran air masuk yang bersih, walaupun
kecepatan aliran tidak perlu deras, cukup 5-6
liter/menit.
- Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk
ikan lele diberi makanan yang berkadar protein
tinggi seperti cincangan daging
- Ciri-ciri induk lele jantan:
- Pemijahan Tradisional
- Pemijahan di Kolam Pemijahan
- Kolam induk:
- Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau
tembok sebagian dengan dasar tanah.
- Luas bervariasi, minimal 50 m2.
- Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian
dangkal (70%) dan bagian dalam (kubangan)
30 % dari luas kolam. Kubangan ada di bagian
tengah kolam dengan kedalaman 50-60 cm, berfungsi
untuk bersembunyi induk, bila kolam disurutkan
airnya.
- Pada sisi-sisi kolam ada sarang peneluran
dengan ukuran 30x30x25 cm3, dari tembok yang
dasarnya dilengkapi saluran pengeluaran dari
pipa paralon diamneter 1 inchi untuk keluarnya
banih ke kolam pendederan.
- Setiap sarang peneluran mempunyai satu
lubang yang dibuat dari pipa paralon (PVC)
ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk
lele.
- Jarak antar sarang peneluran ± 1
m.
- Kolam dikapur merata, lalu tebarkan pupuk
kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750 gram/m2.
- Airi kolam sampai batas kubangan, biarkan
selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing bersel
tunggal):
- Letak kolam rotifera di bagian atas dari
kolam induk berfungi untuk menumbuhkan makanan
alami ikan (rotifera).
- Kolam rotifera dihubungkan ke kolam induk
dengan pipa paralon untuk mengalirkan rotifera.
- Kolam rotifera diberi pupuk organik untuk
memenuhi persyaratan tumbuhnya rotifera.
- Luas kolam ± 10 m2.
- Kolam dapat berupa tanah seluruhnya atau
tembok sebagian dengan dasar tanah.
- Pemijahan:
- Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x
jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan
sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per
sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam
(pilih salah satu).
- Masukkan induk yang terpilih ke kubangan,
setelah kubangan diairi selama 4 hari.
- Beri/masukkan makanan yang berprotein tinggi
setiap hari seperti cacing, ikan rucah, pellet
dan semacamnya, dengan dosis (jumlah berat
makanan) 2-3% dari berat total ikan yang ditebarkan
.
- Biarkan sampai 10 hari.
- Setelah induk dalam kolam selama 10 hari,
air dalam kolam dinaikkan sampai 10-15 cm
di atas lubang sarang peneluran atau kedalaman
air dalam sarang sekitar 20-25 cm. Biarkan
sampai 10 hari. Pada saat ini induk tak perlu
diberi makan, dan diharapkan selama 10 hari
berikutnya induk telah memijah dan bertelur.
Setelah 24 jam, telur telah menetas di sarang,
terkumpullah benih lele. Induk lele yang baik
bertelur 2-3 bulan satu kali bila makanannya
baik dan akan bertelur terus sampai umur 5
tahun.
- Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke kolam
pendederan dengan cara: air kolam disurutkan
sampai batas kubangan, lalu benih
dialirkan melalui pipa pengeluaran.
- Benih-benih lele yang sudah dipindahkan
ke kolam pendederan diberi makanan secara
intensif, ukuran benih 1-2 cm, dengan
kepadatan 60 -100 ekor/m2.
- Dari seekor induk lele dapat menghasilkan
± 2000 ekor benih lele. Pemijahan induk
lele biasanya terjadi pada sore hari atau
malam hari.
- Siapkan induk lele betina sebanyak 2 x
jumlah sarang yang tersedia dan induk jantan
sebanyak jumlah sarang; atau satu pasang per
sarang; atau satu pasang per 2-4 m2 luas kolam
(pilih salah satu).
- Kolam induk:
- Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Berpasangan
- Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
- Buat bak dari semen atau teraso dengan
ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6
m.
- Di dalam bak dilengkapi kotak dari kayu
ukuran 25 x 40x30 cm tanpa dasar sebagai sarang
pemijahan. Di bagian atas diberi lubang dan
diberi tutup untuk melihat adanya telur dalam
sarang. Bagian depan kotak/sarang pemijahan
diberi enceng gondok supaya kotak menjadi
gelap.
- Sarang pemijahan dapat dibuat pula dari
tumpukan batu bata atau ember plastik atau
barang bekas lain yang memungkinkan.
- Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan kerikil
untuk menempatkan telur hasil pemijahan.
- Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci dengan
air dan bilas dengan formalin 40 % atau KMnO4
(dapat dibeli di apotik); kemudian bilas lagi
dengan air bersih dan keringkan.
- Buat bak dari semen atau teraso dengan
ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6
m.
- Pemijahan:
- Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu
bak setelah bak diisi air setinggi ±
25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran
dilakukan pada jam 14.00–16.00.
- Biarkan induk selama 5-10 hari, beri makanan
yang intensif. Setelah ± 10 hari, diharapkan
sepasang induk ini telah memijah, bertelur
dan dalam waktu 24 jam telur-telur telah menetas.
Telur-telur yang baik adalah yang berwarna
kuning cerah.
- Beri makanan anak-anak lele yang masih
kecil (stadium larva) tersebut berupa kutu
air atau anak nyamuk dan setelah agak besar
dapat diberi cacing dan telur rebus.
- Tebarkan I (satu) pasang induk dalam satu
bak setelah bak diisi air setinggi ±
25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran
dilakukan pada jam 14.00–16.00.
- Penyiapan bak pemijahan secara berpasangan:
- Pemijahan di Bak Pemijahan Secara Masal
- Penyiapan bak pemijahan secara masal:
- Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50
m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
- Di luar bak, menempel dinding bak dibuat
sarang pemijahan ukuran 30x30x30 cm3, yang
dilengkapi dengan saluran pengeluaran benih
dari paralon (PVC) berdiameter 1 inchi. Setiap
sarang dibuatkan satu lubang dari paralon
berdiameter 4 inchi.
- Dasar sarang pemijahan diberi ijuk dan
kerikil untuk tempat menempel telur hasil
pemijahan.
- Sebelum digunakan, bak dikeringkan dan
dibilas dengan larutan desinfektan atau formalin,
lalu dibilas dengan air bersih; kemudian keringkan.
- Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau 50
m2, ukuran 2x10 m2 atau 5x10 m2.
- Pemijahan:
- Tebarkan induk lele yang terpilih (matang
telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah
sarang , induk jantan sama banyaknya dengan
induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50
pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah
bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
- Setelah 10 hari induk dalam bak, surutkan
air sampai ketinggian 50- 60 cm, induk beri
makan secara intensif.
- Sepuluh hari kemudian, air dalam bak dinaikkan sampai di atas lubang sarang sehingga air dalam sarang mencapai ketinggian 20-25 cm.
- Saat air ditinggikan diharapkan induk-induk
berpasangan masuk sarang pemijahan, memijah
dan bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.
- Sepuluh hari kemudian air disurutkan lagi,
dan diperkirakan telur-telur dalam sarang
pemijahan telah menetas dan menjadi benih
lele.
- Benih lele dikeluarkan melalui saluran
pengeluaran benih untuk didederkan di kolam
pendederan.
- Tebarkan induk lele yang terpilih (matang
telur) dalam bak pembenihan sebanyak 2xjumlah
sarang , induk jantan sama banyaknya dengan
induk betina atau dapat pula ditebarkan 25-50
pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10 m2), setelah
bak pembenihan diairi setinggi 1 m.
- Penyiapan bak pemijahan secara masal:
- Pemijahan di Kolam Pemijahan
- Pemijahan Buatan
Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi yakni merangsang ikan lele untuk kawin dengan cara memberikan suntikan berupa cairan hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon hipophysa berasal dari kelenjar hipophysa, yaitu hormon gonadotropin. Fungsi hormon gonadotropin:- Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma,
disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam
penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur
dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi,
perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit
karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat
yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).
- Mendorong nafsu sex (libido)
- Gametogenesis: memacu kematangan telur dan sperma,
disebut Follicel Stimulating Hormon. Setelah 12 jam
penyuntikan, telur mengalami ovulasi (keluarnya telur
dari jaringan ikat indung telur). Selama ovulasi,
perut ikan betina akan membengkak sedikit demi sedikit
karena ovarium menyerap air. Saat itu merupakan saat
yang baik untuk melakukan pengurutan perut (stripping).
- Pemilihan Induk
- Perlakuan dan Perawatan Bibit
- Kolam untuk pendederan:
- Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang
200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak
lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan
dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan
lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan
dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di
mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi.
Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm
dan panjang 10 m.
- Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air dipasang saringan
yang dijepit dengan 2 bingkai kayu tepat dengan permukaan
dalam dinding kolam. Di antara 2 bingkai dipasang
selembar kasa nyamuk dari bahan plastik berukuran
mess 0,5-0,7 mm, kemudian dipaku.
- Setiap kolam pendederan dipasang pipa pemasukan
dan pipa air untuk mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran
dihubungkan dengan pipa
plastik yang dapat berfungsi untuk mengatur ketinggian air kolam. Pipa plastik tersebut dikaitkan dengan suatu pengait sebagai gantungan. - Minggu ketiga, benih dipindahkan ke kolam pendederan yang lain. Pengambilannya tidak boleh menggunakan jaring, tetapi dengan mengatur ketinggian pipa plastik.
- Kolam pendederan yang baru berukuran 100 x 200
x 50 cm, dengan bentuk dan konstruksi sama dengan
yang sebelumnya.
- Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar 50 cm, panjang
200 cm, dan tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat tegak
lurus, halus, dan licin, sehingga apabila bergesekan
dengan tubuh benih lele tidak akan melukai. Permukaan
lantai agak miring menuju pembuangan air. Kemiringan
dibuat beda 3 cm di antara kedua ujung lantai, di
mana yang dekat tempat pemasukan air lebih tinggi.
Pada lantai dipasang pralon dengan diameter 3-5 cm
dan panjang 10 m.
- Penjarangan:
- Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang
dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih
besar, sehingga volume
ratio antara lele dengan kolam tidak seimbang.
- Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan
:
- Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya akan luka.
- Terjadi perebutan ransum makanan dan suatu
saat dapat memicu mumculnya kanibalisme (ikan
yang lebih kecil dimakan oleh ikan
yang lebih besar).
- Suasana kolam tidak sehat oleh menumpuknya
CO2 dan NH3, dan O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan
ikan lele terhambat.
- Apabila tidak dilakukan penjarangan dapat mengakibatkan
:
- Cara penjarangan pada benih ikan lele :
- Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
- Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
- Minggu 5-6, kepadatan tebar 525 ekor/m2
- Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000 ekor/m2
- Penjarangan adalah mengurangi padat penebaran yang
dilakukan karena ikan lele berkembang ke arah lebih
besar, sehingga volume
- Pemberian pakan:
- Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat
makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang
dibawa sejak menetas.
- Hari keempat sampai minggu kedua diberi makan zooplankton,
yaitu Daphnia dan Artemia yang mempunyai protein 60%.
Makanan tersebut diberikan dengan dosis 70% x biomassa
setiap hari yang dibagi dalam 4 kali pemberian. Makanan
ditebar disekitar tempat pemasukan air. Kira-kira
2-3 hari sebelum pemberian pakan zooplankton berakhir,
benih lele harus dikenalkan dengan makanan dalam bentuk
tepung yang berkadar protein 50%. Sedikit dari tepung
tersebut diberikan kepada benih 10-15 menit sebelum
pemberian zooplankton. Makanan yang berupa teoung
dapat terbuat dari campuran kuning telur, tepung udang
dan sedikit bubur nestum.
- Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa
setiap hari.
- Minggu keempat dan kelima diberi pakan sebanyak
32% x biomassa setiap hari.
- Minggu kelima diberi pakan sebanyak 21% x biomassa
setiap hari.
- Minggu ketiga diberi pakan sebanyak 43% x biomassa
setiap hari.
- Minggu keenam sudah bisa dicoba dengan pemberian
pelet apung.
- Hari pertama sampai ketiga, benih lele mendapat
makanan dari kantong kuning telur (yolk sac) yang
dibawa sejak menetas.
- Pengepakan dan pengangkutan benih
- Cara tertutup:
- Kantong plastik yang kuat diisi air bersih
dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara
dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan
ke dalam air sampai volume udara dalam plastik
1/3–1/4 bagian. Ujung plastik segera diikat
rapat.
- Plastik berisi benih lele dimasukkan dalam
kardus atau peti supaya tidak mudah pecah.
- Kantong plastik yang kuat diisi air bersih
dan benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Udara
dalam plastik dikeluarkan. O2 dari tabung dimasukkan
ke dalam air sampai volume udara dalam plastik
1/3–1/4 bagian. Ujung plastik segera diikat
rapat.
- Cara terbuka dilakukan bila jarak tidak terlalu
jauh:
- Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar
selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran
lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).
- Tempat lele diisi dengan air bersih, kemudian
benih dimasukkan sedikit demi sedikit. Jumlahnya
tergantung ukurannya. Benih ukuran
10 cm dapat diangkut dengan kepadatan maksimal 10.000/m3 atau 10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh air diganti di tempat yang teduh.
- Benih lele dilaparkan terlebih dahulu agar
selama pengangkutan, air tidak keruh oleh kotoran
lele. (Untuk pengangkutan lebih dari 5 jam).
- Cara tertutup:
- Kolam untuk pendederan:
- Menyiapkan Bibit
- Pemeliharaan Pembesaran
- Pemupukan
- Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud
untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi
makanan alami bagi benih lele.
- Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran
ayam) dengan dosis 500-700 gram/m 2 . Dapat pula ditambah
urea 15 gram/m2, TSP 20 gram/m 2 , dan amonium nitrat
15 gram/m 2 . Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
- Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50
cm dan dibiarkan selama satu minggu sampai warna air kolam
berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan
mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan
alami lele.
- Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
- Sebelum digunakan kolam dipupuk dulu. Pemupukan bermaksud
untuk menumbuhkan plankton hewani dan nabati yang menjadi
makanan alami bagi benih lele.
- Pemberian Pakan
- Makanan Alami Ikan Lele
- Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva,
cacing-cacing, dan serangga air.
- Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp
(gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula
spp (gol. Diatome),
ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
- Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
- Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
- Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva,
cacing-cacing, dan serangga air.
- Makanan Tambahan
- Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan
tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis,
tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam,
dan bangkai.
- Campuran dedak dan ikan rucah (9:1) atau campuran
bekatul, jagung, dan bekicot (2:1:1).
- Pemeliharaan di kecomberan dapat diberi makanan
tambahan berupa sisa-sisa makanan keluarga, daun kubis,
tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam,
dan bangkai.
- Makanan Buatan (Pellet)
- Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil
kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil
kacang tanah=18,00;
tepung kacang hijau=9,00; tepung darah=5,00; dedak=9,00; vitamin=1,00; mineral=0,500;
- Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan, dijadikan adonan seperti pasta, dicetak dan dikeringkan sampai kadar airnya kurang dari 10%.
Penambahan lemak dapat diberikan dalam bentuk minyak yang dilumurkan pada pellet sebelum diberikan kepada lele. Lumuran minyak
juga dapat memperlambat pellet tenggelam. - Cara pemberian pakan:
- Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat
umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15
menit sebelum pemberian makanan
yang berbentuk tepung. - Pada minggu 7 dan seterusnya sudah dapat langsung
diberi makanan yang berbentuk pellet.
- Hindarkan pemberian pakan pada saat terik matahari,
karena suhu tinggi dapat mengurangi nafsu makan
lele.
- Pellet mulai dikenalkan pada ikan lele saat
umur 6 minggu dan diberikan pada ikan lele 10-15
menit sebelum pemberian makanan
- Komposisi bahan (% berat): tepung ikan=27,00; bungkil
kacang kedele=20,00; tepung terigu=10,50; bungkil
kacang tanah=18,00;
- Makanan Alami Ikan Lele
- Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih ditebarkan:
- Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan,
lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan
formalin dengan
dosis 200 ppm selama 10-15 menit. Setelah divaksinasi lele tersebut akan kebal selama 6 bulan.
- Pencegahan penyakit karena bakteri juga dapat dilakukan
dengan menyutik dengan terramycin 1 cc untuk 1 kg induk.
- Pencegahan penyakit karena jamur dapat dilakukan dengan
merendam lele dalam larutan Malachite Green Oxalate 2,5–3
ppm selama 30 menit.
- Untuk mencegah penyakit karena bakteri, sebelum ditebarkan,
lele yang berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke dalam larutan
formalin dengan
- Pemeliharaan Kolam/Tambak
- Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200
gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
- Air dalam kolam/bak dibersihkan 1 bulan sekali dengan
cara mengganti semua air kotor tersebut dengan air bersih
yang telah diendapkan 2
malam.
- Kolam yang telah terjangkiti penyakit harus segera
dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 200
gram/m 2 selama satu minggu.
Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kemudian dibiarkan kering lebih lanjut sampai tanah dasar kolam retak-retak.
- Kolam diberi perlakuan pengapuran dengan dosis 25-200
gram/m2 untuk memberantas hama dan bibit penyakit.
- Pemupukan
- Hama dan Penyakit
- Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung
mengganggu kehidupan lele.
- Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang
lele antara lain: berang-berang, ular, katak, burung, serangga,
musang air, ikan
gabus dan belut.
- Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang
sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele
secara intensif tidak
banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
- Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas
hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air. Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari. - Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.
- Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
- Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
- Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m 3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit. - Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
- Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas
hydrophylla
- Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung
mengganggu kehidupan lele.
- Hama Kolam/Tambak
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
- Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara
dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
- Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100
l air.
- Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus
segera diganti.
- Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.
- Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara
dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
- Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
- Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki,
sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut
sekitar 200 gram/ekor.
- Pada lele Dumbo, pemanenan dapat dilakukan pada masa pemeliharaan
3-4 bulan dengan berat 200-300 gram per ekornya. Apabila waktu
pemeliharaan ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat 1-2 kg
dengan panjang 60-70 cm.
- Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele
tidak terlalu kepanasan.
- Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan
menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau jaring.
- Bila penangkapan menggunakan pancing, biarkan lele lapar
lebih dahulu.
- Bila penangkapan menggunakan jaring, pemanenan dilakukan
bersamaan dengan pemberian pakan, sehingga lele mudah ditangkap.
- Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa
selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau
amisnya hilang.
- Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.
- Lele dipanen pada umur 6-8 bulan, kecuali bila dikehendaki,
sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut
sekitar 200 gram/ekor.
- Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
- Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan
kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
- Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau
larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
- Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan
dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh
penyakit yang
ada di kolam.
- Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan
kapur sebanyak 20-200 gram/m 2 pada dinding kolam sampai rata.
- Setelah dipanen, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya.
Sebelum dibersihkan sebaiknya lele dimatikan terlebih dulu dengan
memukul kepalanya memakai muntu atau kayu.
- Saat mengeluarkan kotoran, jangan sampai memecahkan empedu,
karena dapat menyebabkan daging terasa pahit.
- Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat dimanfaatkan
untuk berbagai ragam masakan.
- Analisis Usaha Budidaya
Analisis Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo di Desa Bendosewu, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut:
- Biaya produksi
- Lahan
- Tanah 123 m 2 Rp. 123.000,-
- Kolam 9 buah Rp. 1.230.000,-
- Perawatan kolam Rp. 60.000,-
- Bibit/benih
- betina 40 ekor @ Rp. 12.000,- Rp. 480.000,-
- jantan 10 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
- Pakan
- Pakan benih Rp. 14.530.300,-
- Pakan induk Rp. 4.818.000,-
- Obat-obatan Rp. 42.000,-
- Peralatan
- pompa air3 bh @ Rp. 110.000,- Rp. 330.000,-
- diesel 1 bh @ Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-
- sikat 1.bh @.Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
- jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
- bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
- timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,-
- alat seleksi 6 bh @.Rp. 4.000,- Rp. 24.000,-
- ciruk 5 bh @. Rp. 1.500,- Rp. 7.500,-
- gayung 5 bh @. Rp.1.000,- Rp. 5.000,-
- selang Rp. 90.000,-
- paralon Rp. 70.000,-
- Perawatan alat Rp. 120.000,-
- Tenaga kerja Rp. 420.000,-
- Lain-lain Rp. 492.000,-
- Biaya tak terduga 10% Rp. 2.522.800,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.045.600,-
- Lahan
- Pendapatan Rp. 2.220.000,-
- Keuntungan Rp. 7.174.400,-
- Parameter kelayakan usaha 25%
- BEP dalam unit (ekor)
- ukuran 1 1.138
- ukuran 2 325.049
- ukuran 3 65.010
- ukuran 4 6.501
- ukuran 5 11.377
- ukuran 6 260
- ukuran 1 1.138
- Biaya produksi
- Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk pembenihan maupun pembesaran mempunyai prospek yang cukup baik. Permintaan konsumen akan keberadaan
ikan lele semakin meningkat. Dengan teknik pemeliharaan yang baik, maka akan diperoleh hasil budidaya yang memuaskan dan diminati konsumen.
- Arifin, M.Z. 1991. Budidaya lele. Dohara prize. Semarang.
- Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele. Budidaya, Hasil Olah dan
Analisa Usaha. C.V. Simplex. Jakarta.
- Djatmika, D.H., Farlina, Sugiharti, E. 1986. Usaha Budidaya
Ikan Lele. C.V. Simplex. Jakarta.
- Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penerbit
Swadaya. Jakarta.
- Simanjutak, R.H. 1996. Pembudidayaan Ikan Lele Lokal dan Dumbo.
Bhratara. Jakarta.
- Soetomo, M.H.A. 1987. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar
Baru. Bandung.
- Susanto, H. 1987. Budidaya ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Sumber : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas
No comments:
Post a Comment