INFO PRAKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN(PDPI) dari KKP [13-15 September 2013 ] : DPI Jawa Bali dan Nusa Tenggara : DPI (122’34’’21.9’’’BT, 9’12’’3.1’’’LS) Potensi (111’18’’54.2’’’BT, 8’46’’7.7’’’LS) (112’4’’59.4’’’BT, 8’27’’50.7’’’LS) (115’28’’3.7’’’, 9’7’’43.9’’’LS) (115’26’’37.2’’’BT, 9’26’’27.2’’’LS) (107’17’’23.2’’’BT, 8’0’’2.5’’’LS) DPI Kalimantan : -- DPI Maluku Papua : -- DPI Sumatera : Potensi (104’55’’48.3’’’BT, 6’27’’52.0’’’LS) DPI Sulawesi : Potensi (118’43’’55.8’’’BT, 1’45’’35.1’’’LS)

Thursday, October 27, 2011

DETEKSI TARGET(TARGET STRENGTH)


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
             Produksi perikanan di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh penangkapan ikan di laut yang dihasilkan dari laut seluas 5,7 juta km2 dengan potensi lestari lebih kurang 6,2 juta ton/tahun.  Tingkat pemanfaatan potensi perikanan laut tersebut baru mencapai 62% dari Maximum Sustainable Yield (MSY).  Pada tahun 2003 pemerintah akan meningkatkan volume tangkapan ikan laut   sampai dengan 80% dari MSY atau yang lebih dikenal dengan istilah Total Allowable Catch (TAC), sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan produktifitas penangkapan ikan di laut serta menjaga kelestarian sumberdaya ikan di laut (Ditjenkan, 1998).
             Ikan yang hidup di laut dapat dibagi dua yaitu : ikan permukaan (pelagic) yang hidup di dalam kolom air dari permukaan sampai dengan di atas dasar dan ikan dasar (demersal) yang hidup berada di dasar atau berasosiasi dengan dasar perairan.  Ikan dasar seperti : kakap (Lutjanus spp), kurisi (Nemiptherus spp), petek (Leognatus spp), manyung (Arius spp), dan lain sebagainya.  Alat tangkap ikan dasar yang biasa digunakan yaitu : jaring insang dasar, pancing dasar, trammelnet, cantrang, trawl, dan lain sebagainya.
           Salah satu contoh dari penggunaan  target strength ialah pada perhitungan kemampuan tangkap dan faktor lolosnya ikan dilakukan dengan mengoperasikan alat tangkap trawl dasar bersamaan dengan alat akustik beam , yaitu alat akustik atau Scientifik Echo Sounder yang dapat dipergunakan untuk mendetekti kumpulan ikan (besar dan jumlah ikan) yang berada di alur penangkapan trawl.  Maksudnya adalah trawl dasar untuk mengetahui berapa jumlah hasil tangkapan dan berapa ukuranya tiap-tiap ikan hasil tangkapan, sedangkan alat akustik untuk mengetahui berapa banyak ikan yang berada di alur penangkapan. Sehingga hasil tangkapan trawl dasar dan hasil deteksi alat akustik dapat dibandingkan. Dengan mengetahui nilai dan karakteristik target strength, maka informasi yang dibutuhkan dalam pendugaan stok ikan seperti jenis ukuran, jumlah dan kelimpahan sumberdaya ikan dapat diketahui dengan mudah sehingga dapat membantu dalam proses penangkapan ikan di laut.
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum ini ialah agar mahasiswa mampu menganalisis hambur balik (backscatter) dari sebuah target tunggal.
II. METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan ialah :
  • Echo Sounder ( transmitter dan receiver)
  • Oscilloscope
  • Target (bola pimpong)
  • Standar target (Bola sphere)
2.2. Mengetahui pengaruh bahan target terhadap echo yang dipantulkan
Pemasangan target yang diukur, diletakkan pada jarak 1,5 meter di bawah transducer,  untuk menghindari daerah near field yang merupakan daerah noise yang dapat mengganggu perolehan data. Data yang ditampilkan pada layar Oscilloscope merupakan nilai amplitudo dari target yang dikembalikan. Untuk mendapat nilai TS, maka nilai amplitudo ini dapat dikonversi dengan menggunakan persamaan :
TS = 20 log (Vtagret :Vrev ) + TSrev
Dimana : V= nilai amplitudo , TSrev = TS sphere (6 cm)= -41.5 dB.
Kemudian hasil pengukuran dicatat ke dalam tabel 1.
2.3. mengetahui pengaruh jarak terhadap echo yang dipantulkan
Dengan menggunakan sumber  frekuensi yang sama maka faktor kedalaman akan mempengaruhi nilai TS yang didapatkan. Untuk melihat besarnya perubahan echo yang ditampilkan pada Oscilloscope dapat dilakukan dengan cara mengubah atau melakukan perubahan variasi jarak. Kemudian mencatat hasilnya ke dalam tabel 2.

III. TINJAUAN  PUSTAKA
Target strength adalah kekuatan dari suatu target untuk memantulkan suara. Dengan mengetahui nilai dan karakteristik target strength, maka informasi yang dibutuhkan dalam pendugaan stok ikan seperti jenis ukuran, jumlah dan kelimpahan sumberdaya ikan dapat diketahui.
Sistem akustik bim terbagi (Split beam acoustic system) adalah perangkat akustik yang terdiri dari split beam transducer, split beam processor, dan program target strength, alat ini digunakan untuk mendeteksi ikan yang berada di dasar perairan.  Selain itu dapat memperinci lokasi ikan di dalam air dan orientasinya terhadap sumbu akustik. Hal ini penting untuk perhitungan target strength (Enherberg, 1981).
            Target Strength (TS) adalah kekuatan pantulan echo (gema), atau ukuran decibel intensitas suara yang dikembalikan oleh target, diukur pada jarak satu meter dari pusat akustik, relatif terhadap intensitas suara yang mengenai target (Coates, 1990).  Sedangkan menurut Burczynski dan Johnson, 1986 menyatakan bahwa Target Strength (TS) ikan memiliki hubungan yang ekuivalen dengan backscattering cross section (bs) yang ditulis dalam persamaan sebagai berikut :
                                              TS = 10logbs 
            Hubungan antara TS dan panjang ikan dapat ditulis sebgai berikut  (Foote, 1987):
                                         TS = 20Log L – 68dB
Dimana; L adalah panjang cagak (fork length) ikan dalam cm.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel  1. Hasil pengukuran echo terhadap target
Bahan atau Target
Amplitudo
Standar target (sphere ) diameter 6 cm
4 cm, 3 cm, 3.4 cm
Bola ping pong
2 cm, 2.4 cm, 2.42 cm

Dari tabel di atas atas dapat dilihat bahwa semakin dalam dari target yang diamati maka diperoleh nilai amplitudo dari standar target (sphere) yang semakin menurun atau kecil. Sedangkan untuk target berupa bola ping pong diperoleh nilai  amplitudo yang semakin besar .  Perbedaan ini terjadi karena jenis bahan target dan ukurannya  yang berbeda sehingga kekuatan target strength-nya pun juga berbeda serta mungkin juga karena adanya pengaruh  dari near field sehingga menimbulkan noise atau gangguan sehingga mempengaruhi nilai hasil dari amplitudonya.

Tabel 2. Hasil pengamatan amplitudo terhadap jarak target
Nilai Pantulan Bahan (volt)
Kedalaman(m)
TS bola ping pong (dB)
Waktu (ms)
Sphere
Bola ping pong
2
0.5
1
1.5
-47. 54
2
0.5
1
1.65
-43.4
2
0.5
1
1.80
-41.65

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai TS-nya semakin besar.  Oleh karena itu berbeda dengan yang seharusnya yaitu jika nilai TS semakin kecil jika semakin dalam perairan dari target tunggal. Hal ini terjadi  karena perbedaan dari kedua bahan target dan ukurannya serta diduga karena adannya pengaruh noise dari daerah near field karena jaraknya yang dekat  dengan tranduser.


DAFTAR PUSTAKA
Coates, R.F.W 1990 Underwater Acoustic System.  Macmilan Education, Ltd.
Direktorat Jendral Perikanan, 1999. Statistik Perikanan Indonesia Tahun 1998.78 hal.
Urick, R.J. 1975. Principles of Underwater sound. McGraw-Hill Book Company. USA.
Medwin H. And C.S. Clay. 1998. Fundamentals of Acoustical Oceanography. Application of Modern Acoustics. Academic Press. United Kingdom. London. 

No comments:

Post a Comment