I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Produksi
perikanan di Indonesia sebagian besar dihasilkan oleh penangkapan ikan
di laut yang dihasilkan dari laut seluas 5,7 juta km2 dengan
potensi lestari lebih kurang 6,2 juta ton/tahun. Tingkat pemanfaatan
potensi perikanan laut tersebut baru mencapai 62% dari Maximum Sustainable Yield
(MSY). Pada tahun 2003 pemerintah akan meningkatkan volume tangkapan
ikan laut sampai dengan 80% dari MSY atau yang lebih dikenal dengan
istilah Total Allowable Catch (TAC), sehingga diperlukan upaya
untuk meningkatkan produktifitas penangkapan ikan di laut serta menjaga
kelestarian sumberdaya ikan di laut (Ditjenkan, 1998).
Ikan yang hidup di laut dapat dibagi dua yaitu : ikan permukaan (pelagic) yang hidup di dalam kolom air dari permukaan sampai dengan di atas dasar dan ikan dasar (demersal) yang hidup berada di dasar atau berasosiasi dengan dasar perairan. Ikan dasar seperti : kakap (Lutjanus spp), kurisi (Nemiptherus spp), petek (Leognatus spp), manyung (Arius spp), dan lain sebagainya. Alat tangkap ikan dasar yang biasa digunakan yaitu : purse seine, jaring insang dasar, pancing dasar, trammel net, cantrang, trawl, dan lain sebagainya.
Salah
satu contoh aplikasi dari teknologi akustik kelautan ialah adanya
pemanfaatan alat hidro akustik untuk mendeteksi dan penangkapan ikan di
laut, seperti pada perhitungan
kemampuan tangkap dan faktor lolosnya ikan dilakukan dengan
mengoperasikan alat tangkap trawl dasar bersamaan dengan alat akustik beam , yaitu alat akustik atau Scientifik Echo Sounder
yang dapat dipergunakan untuk mendetekti kumpulan ikan (besar dan
jumlah ikan) yang berada di alur penangkapan trawl. Maksudnya adalah
trawl dasar untuk mengetahui berapa jumlah hasil tangkapan dan berapa
ukuranya tiap-tiap ikan hasil tangkapan, sedangkan alat akustik untuk
mengetahui berapa banyak ikan yang berada di alur penangkapan. Sehingga
hasil tangkapan trawl dasar dan hasil deteksi alat akustik dapat
dibandingkan.
Dengan memanfaatkan teknologi hidro akustik maka kita dapat mengetahui
nilai dan karakteristik target strength serta informasi yang dibutuhkan
dalam pendugaan stok ikan seperti jenis ukuran, jumlah dan kelimpahan
sumberdaya ikan dapat diketahui dengan mudah sehingga dapat membantu
dalam proses penangkapan ikan di laut Indonesia.
1.2. Tujuan
Tujuan
field trip ini adalah agar mahasiswa memperoleh tambahan pengetahuan
tentang penggunaan alat akustik kelautan secara langsung dan mengamati
proses atau tatacara dalam pemakaiannya di bidang kelautan.
II. METODOLOGI
2.1. Tempat dan Lokasi
Field trip dilakukan di kapal KM Madidihang 03 di Pelabuhan Samudra Muara Baru, Jakarta.
2.2. Peralatan
Adapun peralatan yang dibutuhkan dalam field trip ini adalah alat tulis dan kamera digital.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. KM Madidihang 03
Gambar 1. KM Madidihang 03
KM.
Madidihang 03 merupakan Kapal latih dan riset perikanan Sekolah Tinggi
Perikanan. KM. Madidihang 03 yang dibangun di Galangan Kapal Astilleros
Gondan Shipyard, Spanyol merupakan salah satu komponen bantuan pinjaman
dari Pemerintah Kerajaan Spanyol melalui proyek "Fisheries Training Development in Indonesia
(FTDI)" kepada Pemerintah Indonesia. Salah satu tujuan dari proyek
tersebut adalah meningkatkan fasilitas sarana pendidikan kelautan dan
perikanan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM Indonesia di sektor
kelautan dan perikanan. Kapal yang dilengkapi berbagai alat canggih dan
modern ini diharapkan akan dapat menjadi tempat pelatihan di masa datang
dan diharapkan pula akan meningkatkan kuantitas dan kualitas
pengembangan kelautan dan perikanan Indonesia.
Kapal KM Madidihang 03 memiliki bobot mati 723 GT dan dilengkapi dengan alat tangkap purse seine dan long line itu dibeli dari Pemerintah Spanyol dengan total dana pinjaman senilai 20,3 juta euro. Dana
pinjaman itu antara lain untuk pengadaan kapal senilai 13 juta euro.
Kapal itu memiliki laboratorium perikanan, alat tangkap purse seine dan long line, palka berukuran 70 ton, Fresh Water Maker sebagai sumber air bersih dan gudang pendingin (cold storage),
serta ruang tidur untuk anak buah kapal (ABK). Adapun dana selebihnya
untuk beasiswa perikanan, pengadaan simulator penangkapan ikan di
sekolah perikanan.
3.2. Spesifikasi dari KM Madidihang 03
- Spesifikasi
teknis kapal latih perikanan KM Madidihang 03 dapat diawakili oleh
23 orang awak kapal dan 4 orang instruktur/peneliti ini secara
umum memiliki bobot mati 723 GT, merupakan kapal latih jenis
multipurpose dengan alat tangkap purse seine dan long line,
dilengkapi dengan fasilitas peralatan laboratorium oseanografi,
serta ruang kelas dan akomodasi untuk 50 orang taruna. Adapun pada
kecepatan ekonomis 11 knots, kapal ini didesain dapat beroperasi selama
40 hari. Secara lengkap data teknis kapal adalah sebagai berikut:
Panjang keseluruhan : 50,00 meter
Panjang antara garis tegak : 43,00 meter
Lebar Terbesar : 9,80 meter
Tinggi dari lunas ke dek teratas : 6,65 meter
Tinggi dari lunas ke dek utama : 4,35 meter
Sarat : 4,08 meter - Kecepatan Kapal
Kecepatan Dinas : +/- 13,0 knot (90% MCR)
Kecepatan Maksimum : +/- 14,0 knot (100% MCR)
Kecepatan Ekonomis : +/- 11,0 knot (50% MCR) - Kapasitas
Bahan Bakar : +/- 266 m3
Air Tawar : +/- 52 m3
Palka Ikan : +/- 70 m3 - Deadweight : +/- 380 ton
- Ketahanan Berlayar (kecepatan 11,0 knot)
- Propulsi : +/- 40 hari
Mesin Utama : Marine Diesel Engine
MAN ALPHA 6l28/32ยช 1470 kW
Propeller : Controlable Pitch 2700 mm - Pengawakan
Anak Buah Kapal : 23 orang
Instruktur : 2 orang
Peneliti : 2 orang
Taruna : 50 orang - Klasifikasi :
Bureau Veritas I + Hull Fishing Vessel + Mach
Un-restricted Navigation - Perlengkapan Riset
CTD : SBE 911 plus, 6600
Scientific Echosounder : EA 600
Fish Finder : EK 60
ADCP : TRDI 75 Hz
TSGF : SBE 21
Turner 10 Au Flourmeter
Guidekine Salinometer : PORTASAL
Meteo
Scientific GPD : SEAPATH 20 NAV
Dive equipment : 10 units
Underwater Camera : 2
No comments:
Post a Comment