Gambar 1.
Anak Arwana
1. Persiapan induk
Calon induk berumur 5-6 tahun.
Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni
dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan
berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas
penyakit. Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut
sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari
sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada
induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain
seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak
mempengaruhi kualitas telur dan anakan. Hingga saat ini belum ada satu pun
penakar yang bisa menentukan jenis kelamin arwana secara akurat. Dari
pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa
criteria penentuan jenis kelamin. Arwana
jantan:
- bertubuh lebih panjang dan ramping
- Kepala besar, mulut agak lebar,
- dada dan sirip dada lebih panjang,
serta
- sirip punggung menyempit.
Arwana Betina:
- tubuh lebih pendek, lebar, dan agak
gemuk.
- Kepala meruncing dengan mulut lebih
kecil.
- Dada dan sirip dada lebih pendek,
dan
- sirip punggung melebar.
Hampir tidak ada pedagang yang
menjual induk siap pijah berumur di atas 5 tahun. Kebanyakan calon penakar
mendapatkan induk dari hobiis yang bosen dengan arwana dewasa. Karena langka,
calon penangkar harus menyiapkan calon induk dari ukuran kecil. Mereka mesti
menunggu waktu 4-5 tahun. Keuntungannya, harga lebih murah dan kualitas
terjamin. Pembesaran calon induk sebaiknya bertahap. Selain disesuaikan dengan
ruang gerak dan aktivitas ikan, cara ini juga mempermudah pemeliharaan dan perawatan.
Calon induk berumur dibawah dua tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara
diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 cm, atau 80 cm x 70 cm x 150 cm. Setiap akuarium
diisi 5- 10 ekor. Yang berukuran lebih besar di pelihara dibak fiber 2 m x 1 m x
1 m hingga berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 – 5 ekor. Pakan induk arwana
berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,dan udang. Ikan segar seperti teri
juga bisa diberikan. Sebelum diberikan kepada arwana, kodok yang baru dibeli
ditampung dalam bak fiber untuk dicuci bersih. Dosis pakan 1-2 kg/hari/20
induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu hingga habis
tersantap. Pemberian pakan sebaiknya pada sore hari pukul 16.30 agar ikan mau
naik ke permukaan untuk menyantap pakan.
2. Pemijahan dan Penetasan
Setiap tahun arwana 2 kali memijah.
Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling
berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan
dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk
menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang
mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan
tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu,
pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. Arwana
memijah setelah 2-3 hari hujan sehingga suhu air turun menjadi sekitar 27oC. Setelah
itu tidak ada hujan selama 2-3 minggu sampai suhu air meningkat menjadi 29oC. Begitu
betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu
berlangsung di dasar kolam selama 20-30 menit. Telur di buahi akan diambil dan
disimpan di dalam mulut si jantan. Induk betina akan menjaga dan melindungi jantan
dari gangguan di sekitarnya. Proses pemijahan hingga pembuahan berlangsung 3
bulan. Sedangkan masa pengeraman di dalam mulut 40-41 hari. Selama itulah induk
jantan berpuasa. Ukuran mulut jantan menjadi lebih besar dan rahang bawah
menggelembung. Hingga menetas larva tetap tersimpan dalam mulut induk jantan. Setelah
mampu berenang pada umur sekitar 2 minggu, larva dimuntahkan keluar dari mulut
si jantan. Jika ini dibiarkan larva yang baru menetas dapat dimakan kembali
oleh si induk atau di mangsa arwana lain. Karena itu larva perlu di panen paksa
sebelum masa pengeraman berakhir.
3. Produktivitas
Induk yang produktif setelah berumur
4 tahun. Perbandingan jantan dan betina 1 : 1. Induk yang dipakai biasanya
berasal dari alam (parent stock) atau dari anakan F I. Tanda – tanda induk yang
berjodoh akan berenang berduaan dan memisahkan diri dari kelompok sampai
saatnya berpijah. Arwana bukanlah ikan yang prolific (banyak telur).Itulah
sebabnya ikan ini termasuk yang dikhawatirkan punah, setiap tahun seekor induk
rata – rata hanya menghasilkan anak 30 ekor.Pernah mencapai 60 ekor/induk/tahun
tetapi kasus tersebut umumnya sangat jarang.
Gambar 2.Telur Arwana
Untuk menghitung produktivitas induk
arwana sebenarnya tidaklah sulit. Jika seekor induk betina hanya mampu menghasilkan
40 – 60 butir telur setahun, maka sejalan dengan survival rate pada setiap
stadium, maka setelah 3 bulan hanya tersisa 6 – 27 ekor anakan arwana yang siap
dilepas kepasaran.
Sumber bacaan: Pedoman
penyuluhan ( http://www.pusluh.kkp.go.id)
No comments:
Post a Comment