INFO PRAKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN(PDPI) dari KKP [13-15 September 2013 ] : DPI Jawa Bali dan Nusa Tenggara : DPI (122’34’’21.9’’’BT, 9’12’’3.1’’’LS) Potensi (111’18’’54.2’’’BT, 8’46’’7.7’’’LS) (112’4’’59.4’’’BT, 8’27’’50.7’’’LS) (115’28’’3.7’’’, 9’7’’43.9’’’LS) (115’26’’37.2’’’BT, 9’26’’27.2’’’LS) (107’17’’23.2’’’BT, 8’0’’2.5’’’LS) DPI Kalimantan : -- DPI Maluku Papua : -- DPI Sumatera : Potensi (104’55’’48.3’’’BT, 6’27’’52.0’’’LS) DPI Sulawesi : Potensi (118’43’’55.8’’’BT, 1’45’’35.1’’’LS)

Saturday, July 30, 2011

ALAT AKUSTIK DAN NAVIGASI DI KAPAL NELAYAN

 
ALAT AKUSTIK DAN NAVIGASI DI  KAPAL NELAYAN

Dalam setiap kapal operasi penangkapan ikan di laut diperlukan adanya peralatan dan tenaga ahli yang dapat mendukung proses penangkapan ikan, baik itu dari kerjasama tim antara seorang nahkoda dengan anak buah kapal(ABK) maupun dari kelengkapan peralatan yang dapat menunjang ketepatan dan keefesienan proses penangkapan.
Secara umum keberhasilan dalam proses penangkapan ikan di laut tidak hanya ditentukan oleh sekedar unit penangkapannya( nelayan, kapal, dan alat tangkap) tetapi dibutuhkan juga peralatan pendukung lainnya, seperti GPS dan Fishfinder  yang membantu nelayan untuk lebih hemat dan tepat dalam menentukan daerah penangkapan yang sesuai, tanpa harus berkeliling membuang-buang bahan bakar. Selain itu kerja sama dari pihak pemerintah juga sangat penting dalam memberikan informasi berupa kecepatan arus dan angin, estimasi koordinat daerah penangkapan ikan hasil pengolahan dari teknologi penginderaan jarak jauh(Satelite Remote Sensing), dan informasi lainnya yang dapat mendukung proses operasi penangkapan ikan agar berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, pengadaan alat bantu sangat penting bagi nelayan selain dari alat tangkap itu sendiri, yaitu seperti GPS(Global Positioning System) untuk navigasi, alat akustik penentu posisi dan kedalaman perairan(Fishfinder), alat komunikasi seperti Radio komunikasi(SSB atau single side band), dan pengukur keadaan air seperti suhu, salinitas, klorofil, dll. Kendalanya alat bantu tersebut tidak semua nelayan dapat memiliki karena harga dari alat itu sendiri yang mahal. Biasanya kapal nelayan untuk ukuran kurang lebih 10 GT(Gross Ton) mereka hanya menggunakan kompas dan untuk penentuan DPI-nya mereka masih memakai cara tradisional atau dengan menebak menggunakan insting sehingga hasil yang didapat juga tidak memuaskan. Sedangkan untuk kapal tangkap ikan yang berukuran + 20 GT keatas biasanya alat bantu mereka sudah lengkap sehingga hasil yang mereka peroleh juga optimal dan lebih efesien dalam waktu dan biaya.

Gambar 1. Alat Navigasi GPS Furuno oleh nelayan Karangsong, Indramayu

Gambar 2. Radio komunikasi SSB(Single Side Band) oleh nelayan Karangsong, Indramayu


No comments:

Post a Comment