INFO PRAKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN(PDPI) dari KKP [13-15 September 2013 ] : DPI Jawa Bali dan Nusa Tenggara : DPI (122’34’’21.9’’’BT, 9’12’’3.1’’’LS) Potensi (111’18’’54.2’’’BT, 8’46’’7.7’’’LS) (112’4’’59.4’’’BT, 8’27’’50.7’’’LS) (115’28’’3.7’’’, 9’7’’43.9’’’LS) (115’26’’37.2’’’BT, 9’26’’27.2’’’LS) (107’17’’23.2’’’BT, 8’0’’2.5’’’LS) DPI Kalimantan : -- DPI Maluku Papua : -- DPI Sumatera : Potensi (104’55’’48.3’’’BT, 6’27’’52.0’’’LS) DPI Sulawesi : Potensi (118’43’’55.8’’’BT, 1’45’’35.1’’’LS)

Thursday, October 27, 2011

PENGENALAN JENIS IKAN HIAS (DISKUS, SEVERUM, RAINBOW, NIASA)

PENGENALAN JENIS IKAN HIAS
(DISKUS, SEVERUM, RAINBOW, NIASA)
1. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat DKI Jakarta khususnya petani ikan/nelayan telah ditempuh berbagai cara diantaranya memanfaatkan lahan pekarangan dengan usaha pemeliharaan ikan hias. Jumlah ikan hias khususnya ikan hias air tawar yang susah dapat dibudidayakan di Indonesia ada 91 jenis. Dari ke 91 jenis ikan tersebut, ada beberapa jenis ikan hias tersebut yang sangat potensial untuk dikembangakan karena selain dapat dipasarkan didalam negeri juga dapat merupakan komoditas eksport. Jenis-jenis ikan hias yang potensial tersebut antara lain ikan Diskus, Severum, Rainbow, dan Niasa. Untuk lebih mengenal jenis ikan tersebut pada Bab selanjutnya akan dikemukanan sifat dari ikan-ikan tersebut.
2. JENIS IKAN HIAS
  1. Diskus
    Ikan hias Diskus (Symhysodonodiscus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang berasal dari sungai Amazon (Brasil). Jenis ikan tersebut mempunyai nilai ekonomis yang baik dan sangat disenangi di berbagai negara. Di Indonesia ikan Diskus sudah dapat dibudidayakan dan sangat potensil untuk dikembangkan karena selain dapat dipasarkan dipasaran lokal, juga dapat merupakan komoditas ekspor. Ciri khas dari ikan diskus ialah benetuk badannya tubuh pipih, bundar mirip ikan bawal dengan warna dasar coklat kemerah-merahan. Ikan diskus dapat dibudidayakan didalam Aquarium untuk sepasang diskus dapat ditempatkan dalam aquarium berukuran sekitar 75 x 35 x 35 cm kwalitas yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan diskus yaitu di air yang jernih, temperatur sekitar 28 - 30 ° C pH (derajat keasaman) 5 - 6 selain itu kandungan Oksigen terlarutnya harus cukup tinggi yaitu + lebih besar dari 3 ppm (pxrt per million). Ikan Diskus sudah dapat dikembangbiakan setelah berumur antara 15 - 20 bulan. Adapun makanan yang umum dengan makan yaitu kutu air, cuk, cacing (makanan buatan) yang ada dipasaran.
  2. Severum
    Ikan severum Cichlosoma severum adalah salah satu jenis ikan hias air tawar yang berasal dari Amerika Serikat bagian Utara (S. Arhazone). Tubuhnya pendek, gemuk dan gepeng dengan warna dasar tubuh bervariasi yaitu coklat kekuningan, atau hitam kecoklatan. Jenis ikan ini juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ikan Severum dapat dipelihara didalam aquarium atau bak semen kwalitas air yang diperlukan untuk pemeliharaan ikan severum yaitu: PH. : 5,5 - 7, temperatur air 21 - 25°C. Ikan Severum sudah dapat dipijahkan setelah berumur + tahun dengan ukuran 12 - 15 cm. Induk jantan dari betina dapat dibedakan dari warna dan ukuran induk jantan berwarna lebih cerah dengan induk yang lebih besar dari betina. Makanan yang dapat diberikan jenis ikan ini antara lain: kutu air, cuk, cacing sutera dll.
  3. Ikan Rainbow
    Ikan Rainbow merupakan jenis ikan hias yang banyak diminati masyarakat karena jenis ikan ini juga dapat merupakan komoditi eksport. Ada 2 jenis rainbow yang cukup terkenal yaitu rainbow Irian (Melano Tacnia maccaulochi dan Rainbow Anlanesi ogilby Telmatherina ladigesi ahl Rainbow Irian warna dasarnya keperak-perakan dengan warna gelap metalik sedangkan rainbow Sulawesi warna dasarnya kuning zaitun, dengan warna bagian bawah kuning jenis ikan ini termasuk ikan bertelur dengan menempelkan telur pada tanaman air. Kwalitas air yang diperlukan untuk kehidupan jenis ikan ini yaitu temperatur air 23 - 26 ° C. Ph. air sebaiknya diatas 7. Jenis ikan ini dapt hidup dan berkembang-biak dalam aquarium maupun bak semen. Ikan ini sudah dapat memijah setelah berumur + 7 bulan dalam ukuran 5 - 7 cm. Makanan yang biasa diberikan dalam pemeliharaan ikan ini yaitu kutu air, cacing zambut atau cuk. Supaya ikan dapat tumbuh dengan baik selama pemeliharaan bertelur, air harus klop memenuhi persyaratan dan dilakukan penggantian air + 1 minggu 1 kali.
  4. Ikan Niasa
    Psedatropheus auratus Bonlenger atau nama Inggris Auratus. Di DKI jakarta lebih dikenal dengan nama Niasa jenis ikan ini mempunyai tubuh memanjang agak datar, warna dasar kuning keemasan cerah atau hitam pekat. Ikan Niasa sangat agresif gerakannya sehingga harus hati-hati kalau akan dicampur dengan jenis ikan lain. Kwalitas air yang diperlukan untuk hidup dan berkembang ikan Niasa yaitu pH = 7, temperatur 24 - 27°C. Pemeliharaan dapat dilakukan didalam bak semen atau aquarium. Ketinggian air yang diperlukan untuk pemijahan sekitar 30 - 35 cm. Ikan Niasa sudah dapat memijahkan dalam umur 7 bulan dengan ukuran panjang tubuh : 7 cm. Induk jantan dan betina dapat dibedakan dari totol kuning sirip anusnya. Ikan jantan biasanya memiliki totol-totol in, sementara si betina tidak. Makanan yang diberikan antara lain : Cuk, kutu air.
3. SUMBER
Dinas Perikanan, Pemerintah DKI Jakarta, Jakarta, 1996
4. KONTAK HUBUNGAN
Pemerintah DKI Jakarta, Dinas Perikanan

Sumber: www.iptek.net.id

BUDIDAYA IKAN HIAS OSCAR (Astronatus Ocellatus)

BUDIDAYA IKAN HIAS OSCAR
(Astronatus Ocellatus)
1. PENDAHULUAN
Ikan Oscar merupakan jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai Amazone, Panama, Rio-Paraguay dan Tio-Negro Amerika Selatan, serta sudapat dikembang-biakan di Indonesia. Ikan Oscar mempunyai bentuk dan warna yang menarik. Warna badannya kehitam-hitaman dengan batikan berwarna kuning kemerah-merahan. Tidak seperti ikan hias lain, ikan oscar memerlukan perlakuan sedikit khusus pada cara perkembangbiakannya, sehingga ikan Oscar ini termasuk ikan yang mahal.
II. PEMIJAHAN
  1. Pemilihan Induk
    1. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur 1,5 tahun sampai 2 tahun dengan panjang badan 15 cm dan tinggi badan 10 cm serta berwarna cerah.
    2. Seleksi induk dimulai saat ikan Oscar masih remaja (5 ~ 6 bulan), dengan cara mencampurkan 5 ekor jantan dan 5 ekor betina. Ikan Oscar remaja ini akan mencari pasangannya sendiri-sendiri. Setelah saling berpasangan maka kita pisahkan di bak tersendiri sampai menjadi induk.
  2. Perbedaan Induk Jantan dan Betina
    Induk Jantan Induk Betina
    - panjang badan relatif lebih panjang
    - alat kelamin lebih menonjol
    - induk yang telah matang perutnya gendut
    - lubang kelamin lebih besar
  3. Cara Pemijahan
    1. Bak perkawinan terbuat dari semen yang berukuran 1 1/2 x 1 x 0,5m 3 , diisi air yang telah diendapkan selama 12 ~ 24 jam setinggi 30 ~ 40 cm.
    2. Jika bak perkawinannya luas, dapat disekat.
    3. Sepasang induk Oscar yang telah matang telur dimasukkan ke dalam bak.
    4. Pada setiap kolom diberi batu ceper yang berwarna gelap dan di atasnya ditutup sebagian besar agar suasana kolom menjadi teduh.
    5. Oscar mengadakan pemijahan siang dan sore hari langsung dibuahi oleh pejantan.
    6. Telur yang berada di atas batu ceper tersebut yang telah dibuahi diangakat dimasukkan ke dalam aquarium untuk ditetaskan. Aquarium berukuran 70 x 40 x 40 cm 3 diisi air setinggi 10 cm, untuk telur sepasang induk.
    7. Ke dalam aquarium diberi udara (aerasi) dengan kekuatan lemah.
    8. Selesai 3 hari biasanya telur-telur mulai menetas.
    9. Air diberi campuran emalin atau methylene blue.
3. PEMELIHARAAN BENIH
  1. Benih ikan ini sampai berumur 4 hari belum perlu diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sacknya (kuning telur).
  2. Pada hari ke 5 benih diberi makanan Rotifera. Pemberian makanan ini tidak boleh terlambat karena ikan Oscar bersifat kanibal (memangsa sesamanya).
  3. Pada hari ke 10 sudah bisa diberi kutu ari yang telah disaring.
  4. Setelah berumur 2 minggu benih mulai diberi kutu air tanpa disaring dan mulai dicoba cacing rambut.
  5. Benih sudah dapat dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas setelah berumur 25 hari.
4. PEMBESARAN
  1. Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur 25 hari.
  2. Benih yang dihasilkan kira-kira 1000 s/d 3000 ekor untuk satu kali penetasan.
  3. Bak yang digunakan berukuran 2 x 1 x 1 m 3 , dan diisi air setinggi 20 - 25 cm.
  4. Untuk pertama kali pembesaran dapat ditebar kurang lebih 300 ekor ikan.
  5. Untuk mengurangi teriknya matahari pada siang hari, di dalam bak diberi tanaman air seperti eceng gondok dan Hidrilla Verticilata. Untuk mencegah masuknya air hujan terlalu banyak, pada bagian atas bak ditutup sebagian dengan seng plastik.
  6. Penjerangan dilakukan setelah benih berada di bak selama sebulan dengan jumlah menjadi 200 ekor
  7. Makanan yang diberikan berupa cacng rambut.
  8. Setelah ikan berumur 5 ~ 6 bulan, ikan sudah dapat diseleksi untuk dijadikan induk, makanan yang diberikan diganti dengan udang kali yang masih segar/hidup, bisa juga diberi udang rebon yang masih segar.
  9. Sepasang induk dapat menghasilkan telur 1000 s/d 4000 butir untuk sekali pemijahan.
5. PENUTUP
Untuk mendapatkan warna yang indah pada ikan Oscar, pemberian makanan harus mengandung zat kapur (chitine) dimulai sejak kecil, seperti kutu air (Moina), Rotifera, cacing rambut, Artemia, udang rebon atau udang kali. Ikan Oscar mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi; untuk ikan yang berumur 4 bulan (berukuran kurang lebih 6 cm) harganya Rp. 500,00 per ekor, sedangkan induk Oscar bisa mencapai harga Rp. 50.000,00 per pasang. Dengan menekuni cara pemeliharaan ikan Oscar ini, dapat menambah penghasil keluarga.
6. SUMBER
Dinas Perikanan DKI Jakarta, 1996
7. KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan DKI Jakarta

Sumber: WARINTEK - Menteri Negara Riset dan Teknologi

BUDIDAYA IKAN HIAS MANFISH (Pterophyllum scalare)

BUDIDAYA IKAN HIAS MANFISH
(Pterophyllum scalare)
1. PENDAHULUAN
Ikan manfish (Angle Fish) berasal dari Amerika Selatan, tetapi telah banyak dibudidayakan di Indonesia. Ikan manfish disebut Angle Fish (Ikan Bidadari), karena bentuk dan warnanya menarik serta gerakkannya yang tenang. Secara umum budidaya ikan manfish tidak membutuhkan lahan yang luas, bahkan dapat dilakukan dalam aquarium atau paso dari tanah, sehingga tidak membutuhkan investasi besar untuk budidayanya.
2. PEMIJAHAN
  1. Perbedaan induk jantan dan betina

    INDUK JANTAN
    INDUK BETINA
    - Ukuran relatif lebih besar dari induk betina pada umur yang sama
    - Dilihat dari atas perut pipih atau ramping
    - Bentuk kepala agak besar
    - Antara mulut dan sirip punggung berbentuk cembung.
    - Mempunyai ukuran relatif lebih kecil dari induk jantan
    - Perut terlihat besar dan menonjol
    - Kepala lebih kecil
    - Antara mulut ke sirip punggung membentuk garis lurus, kadang-dang menonjol sedikit.
  2. Pemilihan Induk

    1. Induk yang baik untuk dipijahkan adalah yang telah berumur lebih dari 6 bulan, dengan panjang induk jantan + 7,5 cm dan induk betina + 5 cm
    2. Untuk penentuan pasangan secara cermat, yaitu dengan cara menyiapkan induk-induk yang telah matang telur dalam satu bak (2 x 2) meter persegi dengan ketinggian air + 30 cm. Umumnya ikan manfish akan memilih pasangannya masing-masing. Hal ini dapat terlihat pada malam hari, ikan yang telah berpasangan akan memisahkan diri dari kelompoknya. Ikan yang telah berpasangan ini segera diangkat untuk dipijahkan.
  3. Cara Pemijahan
    1. Tempat pemijahan dapat berupa aquarium, bak atau paso dari tanah, diisi air yang telah diendapkan setinggi 30 - 60 cm
    2. Siapkan substrat dapat berupa daun pisang, seng plastik, kaca, keramik atau genteng dengan lebar + 10 cm dan panjang + 20 cm
    3. Substrat diletakkan secara miring atau terlentang
    4. Sebelum terjadi pemijahan, induk jantan akan membersihkan substrat dengan mulutnya
    5. Setelah terjadi pemijahan, telur akan menempel pada substrat. Untuk satu kali pemijahan telur dapt berjumlah 2.000 ~ 3.000 butir
    6. Selama pemijahan induk akan diberi makan kutu air dan cuk.
3. PEMELIHARAAN BENIH
Setelah induk memijah, penetasan telur dapat segera dilakukan. Penetasan telur ada beberapa cara:

  1. Substrat yang telah ditempeli telur diangkat, untuk dipindahkan kedalam aquarium penetasan. Pada waktu mengangkat substrat diusahakan agar telur senantiasa terendam air, untuk itu dapat digunakan baskom atau wadah lain yang dimasukkan ke tempat pemijahan
  2. Cara kedua yaitu telur ditetaskan dalam tempat pemijahan. Setelah menetas (2 ~ 3 hari) benih yang masih menempel pada substrat dapat dipindahkan ke aquarium. Pemindahan benih dilakukan dengan cara yang sama (1.) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan benih:
    1. Aquarium tempat menetaskan telur maupun pemeliharaan benih sebelumnya harus di persiapkan dahulu, yaitu dengan mengisi air yang telah diendapkan + 10 cm, kemudian bubuhkan methyline blue beberapa tetes, untuk mencegah kematian telur karena serangan jamur. Selanjutnya beri tambahan oksigen dengan menggunakan pompa udara.
    2. Telur dan benih yang masih menempel pada substrat tidak perlu diberi makan
    3. Setelah lepas dari substrat (3 ~ 4 hari) dapat diberikan makanan berupa rotifera atau kutu air yang disaring, selama 5 ~ 7 hari.
    4. Selanjutnya benih diberi kutu air tanpa di saring
    5. Setelah seminggu diberi kutu air, benih muali dicoba diberi cacing rambut.
4. PEMBESARAN
  1. Setelah benih memakan cacing rambut, perlu dilakukan penjarangan di aquarium yang lebih besar
  2. Pada 1,5 bulan dapat ditebar sebanyak + 1.000 ekor benih pada bak tembok berukuran (1,5 x 2) meter persegi dengan tinggi air 15 s.d. 20 cm
  3. Selanjutnya penjarangan dilakukan 2 minggu sekali dengan membagi dua, sehingga tiap kolam diisi 100 ekor
  4. Pada keadaan terbatas kepadatan lebih dari 100 ekor, asal ketinggian air ditambah serta diberi pompa udara
  5. Pembersihan kotoran dilakukan setiap hari dengan menyiphon dan air sebagaimana semula.
5. PENUTUP
  1. Karena bentuk dan warnanya yang menarik, serta gerakan yang tenang, sehingga minat masyarakat terhadap ikan manfish (Angle Fish) cukup besar)
  2. Harga ikan Manfish pun cukup tinggi, sehingga pembudidayaannya dapat dijadikan sebagai usaha sambilan yang dapat menambah penghasilan keluarga.
6. SUMBER
Dinas Perikanan, DKI Jakarta, Jakarta.
7. KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan, DKI Jakarta, Jakarta

Sumber: Menteri Negara Riset dan Teknologi

IKAN MAS KOKI MUTIARA

IKAN MAS KOKI MUTIARA
1. PENDAHULUAN
Ikan koki mutiara merupakan jenis ikan mas yang mempunyai tubuh bulat dengan kepala kecil dan ekor lebar. Ikan ini berasal dari daratan cina, namun di Indonesia sudah lama dapat dibudidayakan. Pemasaran ikan ini selain di dalam negeri juga merupakan jenis ikan yang di eksport dan harganyapun cukup tinggi.
2. PEMIJAHAN
  1. Pemilihan induk
    1. Induk yang baik untuk dipijahkan sudah berumur + 8 bulan, dengan ukuran minimum sebesar telur itik.
    2. Pilih induk yang berkepala kecil dengan tubuh bulat, sisik utuh dan tersusun rapih. Jika ikan sedang bergerak, ekor dan sirip akan kelihatan tegak.
    3. Untuk mendapatkan keturunan yang berwarna, maka calon induk yang akan dipijahkan berwarna polos. Gunakan induk jantan berwarna putih dan betina berwarna hitam atau hijau lumut atau sebaliknya.
  2. Perbedaan jantan dan betina
    Induk Jantan
    Induk Betina
    Pada sirip dada terdapat bintik-bintik bulat menonjol dan jika diraba terasa kasar. Pada sirip dada terdapat bintik-bintik dan terasa halus jika diraba.
    Induk yang telah matang jika diurut pelan kerarah lubang genital akan keluar cairan berwarna putih Jika diurut, keluar cairan kuning bening.Pada induk yang telah matang, perut terasa lembek dan lubang genital kemerah-merahan.
  3. Cara pemijahan
    1. Bak/aquarium yang telah bersih diisi dengan air yang telah diendapkan + 24 jam, kemudian letakkan eceng gondok untuk melekatkan telurnya.
    2. Pilihlah induk yang telah matang telur, masukkan kedalam bak pada sore hari. Bila pemilihan induk dilakukan dengan cermat, biasanya keesokan harinya telur sudah menempel pada akar eceng gondok.
    3. Karena telur tidak perlu dierami, induk dapat segera dipindahkan ke kolam penampungan induk, untuk menunggu sampai saat pemijahan erikutnya. Jika perawatannya baik, maka 3 ~ 4 minggu kemudian induk sudah dapat dipijahkan kembali.
3. PEMELIHARAAN BENIH
  1. Setelah 2 ~ 3 hari telur akan menetas, sampai berumur 2 ~ 3 hari benih belum diberi makan, karena masih mempunyai persediaan makanan pada yolk sac-nya (kuning telur).
  2. Pada hari ke 3 ~ 4 benih sudah dapat diberi makanan kutu air yang telah disaring.
  3. Setelah berumur + 15 hari benih mulai dicoba diberi cacing rambut disamping masih diberi kutu air, sampai benih keseluruhannya mampu memakan cacing rambut baru pemberian kutu air dihentikan.
  4. Untuk telur yang ditetaskan di aquarium maka sebainya setelah benih berumur + 1 minggu dipindahkan ke bak/kolam yang lebih luas.
  5. Ketinggian air dalam bak 10 ~ 15 cm dengan pergantian air 5 ~ 7 hari sekali. Setiap pergantian air gunakan air yang telah diendapkan lebih dahulu.
  6. Untuk menghindari sinar matahari yang terlalu terik diperlukan beberapa tanaman pelindung berupa eceng gondok.
4. PEMBESARAN
  1. Pembesaran ikan dilakukan setelah benih berumur lebih dari 1 bulan sampai induk.
  2. Jenis koki mutiara ini memerlukan banyak sinar matahari, untuk itu tanaman eceng gondok dapat dikurangi atau dihilangi.
  3. Untuk tahap pertama pembesaran dapat ditebar + 1.000 ekor ikan dalam bak berukuran 1,5 x 2 m. Kemudian penjarangan dapat dilakukan setiap 2 minggu dengan dibagi 2.
  4. Pergantian air dapat dilakukan 3 ~ 5 hari sekali, juga dengan air yang telah diendapkan.
  5. Makanan yang diberikan berupa cacing rambut. Makanan diberikan pada pagi hari secara adlibitum (secukupnya). Jika pada sore hari makanan masih tersisa, segera diangkat/dibersihkan.
  6. Setelah berumur 4 bulan ikan sudah merupakan calon induk. Untuk itu jantan dan betina segera dipisahkan sampai berumur 8 bulan yang telah siap dipijahkan. Untuk induk ikan sebaiknya makanan yang diberikan yaitu berupa jentik nyamuk (cuk).
  7. Sepasang induk dapat menghasilkan telur 2.000 s/d 3.000 butir untuk sekali pemijahan.
5. PENUTUP
Ikan mas koki mutiara mempunyai nilai ekonimis tinggi. Untuk benih berumur 1 bulan harganya berkisar Rp. 30,- s/d Rp. 50,- sedangkan sepasang induk berkisar Rp. 5.000,- s/d 10.000,-. Dengan cara pemeliharaan yang tepat disertai ketekunan dapat diharapkan penghasilan yang lumayan.
6. SUMBER
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta, 1996
7. KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan DKI Jakarta

Sumber: http://www.iptek.net.id

IKAN HIAS JENIS TETRA

IKAN HIAS JENIS TETRA
1. JENIS IKAN TETRA
Jenis-jenis ikan TETRA terkenal cukup indah. Bermacam-macam jenis tetra yang dikenal di Indonesia seperti Green Tetra, Blue Tetra, Silver Tetra, Neon Tetra & banyak lagi yang lain. Pada tulisan ini diketengahkan jenis neon tetra yang berasal dari sungai Amazon Amerika, dan telah berkembang biak di Indonesia. Neon Tetra (Hyphessobryconnesi), ikan hias ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias yang paling menarik. Tubuhnya berjalur merah danbiru hijau sepanjang tubuhnya dari insang sampai ekornya. Ikan hias ini mudah dipelihara, kuat dan tidak gampang sakit/mati.
2. CARA MEMBIAKAN
Cara membiakkan ikan jenis ini masih cukup sulit dan memerlukan ketekunan serta pengalaman yang lama. Adapun untuk membiakan ikan ini di perlukan syarat-syarat tertentu antaralain:
  1. Air harus steril dan bersifat asam (pH lebih kecil dari 6,4)
  2. Senang pada tempat yang gelap.
  3. Suhu sekitar 20°C
Cara membedakan jantan dan betina adalah sebagai berikut:
  • Jantan Betina
    Bentuk agak panjang Bulat pendek dan perut membesar Garis neon lurus Garis agak bengkok
  • Cara membiakkannya:
    1. Pisahkan induk-induk neon tetra.
    2. Air hujan ditampung dan didiamkan sampai + 2 minggu.
    3. Tempat yang dipergunakan untuk membiakkan, ikan tersebut dibersihkan ter lebih dahulu dan dicuci dengan tawas.
    4. Masukkan air hujan tersebut kedalam tempat pemijahan.
    5. Tetesi dengan air rendaman kayu asam.
    6. Didiamkan 2 ~ 3 hari.
    7. Masukkan tanaman atau daun-daunan untuk meletakkan telur neon tetra tersebut.
    8. Masukkan induk tetra yang telah dipisahkan terlebih dahulu.
    9. Tutuplah tempat tersebut dan berilah lubang cahaya sedikit agar supaya dapat melihat gerak-gerik ikan tersebut.
    10. Jika terlihat jantan dan betina saling berkejar-kejaran, maka + 3 hari kemudian sudah terlihat telur-telur yang menempel pada daun atau akar yang telah disediakan.
    11. Pindahkan induknya dan ditutup dengan kain hitam hingga tidak ada cahaya yang masuk.
    12. Selama + 3 hari telur neon tetra tersebut menetas.
    13. Anak ikan ini dapat diberi makanan infusoria yakni bakteri pembusuk pada daun kubis/kol yang dibusukkan setetes demi tetes.
    14. Setelah + 2 - 3 minggu penutup sudah boleh dibuka kembali.
    15. Kemudian akan terlihat anak-anak ikan tetra.
      Di daerah panas seperti Jakarta sebaiknya membiakkan Tetra ini dilakukan dikamar mandi yang hawanya lembab dan dingin.
3. SUMBER
Dinas Perikanan, Pemerintah DKI Jakarta, Jakarta, 1996
4. KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8 - 9, Blok G Lantai 21, Jakarta Pusat, Tel. 021 359363
Sumber: www.iptek.net.id

BUDIDAYA IKAN HIAS LIVE BEARER

BUDIDAYA IKAN HIAS
LIVE BEARER
1. PENDAHULUAN
Ikan hias cukup dikenal oleh masyarakat sebagai hiasan aquarium. Perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias air tawar asli Indonesia. Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dapat dibudidayakan. Dalam menternakkan ikan hias harus diperhatikan bahwa masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan, bertelur ataupun menyusun sarangnya.
Ikan Guppy
Ikan Molly
Ikan Platy
Ikan Sword Tail
Cara perkembangbiakkan ikan hias ada beberapa macam:
  1. Ikan-ikan hias yang beranak.
  2. Ikan-ikan hias yang bertelur berserakan.
  3. Ikan-ikan hias yang meletakkan telurnya pada suatu subtrat.
  4. Ikan-ikan hias yang menetaskan telurnya dalam sarang busa.
  5. Ikan-ikan yang mengeramkan telurnya di dalam mulut.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai cara-cara pemeliharaan ikan hias yang beranak (live bearer), misalnya:
  1. Ikan Guppy (Poecilia reticulata Guppy)
  2. Ikan Molly (Poelicia latipinna Sailfin molly)
  3. Ikan Platy (Xiphophorus maculatus Platy)
  4. Ikan Sword tail (Xiphophorus helleri Sword tail)
2. CIRI-CIRI INDUK JANTAN DAN BETINA
  1. Induk Jantan
    1. Mempunyai gonopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berupa menjadi sirip yang panjang.
    2. Tubuhnya rampaing.
    3. Warnanya lebih cerah.
    4. Sirip punggung lebih panjang.
    5. Kepalanya besar.
  2. Induk Betina
    1. Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus.
    2. Tubuhnya gemuk
    3. Warnanya kurang cerah.
    4. Sirip punggung biasa.
    5. Kepalanya agak runcing.
3. HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMELIHARAAN
  1. Air yang diperlukan adalah ari yang cukup mengandung Oksigen (O2) dan jernih.
  2. Suhu air berkisar antara 15 ~ 27°C.
  3. pH yang disukai agak sedikit alkalis, yaitu berkisar 7 ~ 8.
  4. Makanan yang diberikan dapat berupa makanan alami (cuk, cacing, kutu air) dan makanan buatan, diberikan secukupnya.
4. TEKNIK PEMIJAHAN
  1. Pemilihan induk. Pilihlah induk yang berukuran relatif besar, bentuk tubuh yang mengembung serta mempunyai warna yang indah.
  2. Induk-induk yang telah dipilih dimasukkan dalam satu bak untuk beberapa pasang induk. Namun apabila menghendaki keturunan tertentu dapat pula dilakukan dengan cara memisahkan dalam bak tersendiri sepasang-sepasang.
  3. Bak-bak pemijahan harus dikontrol setiap hari. Setelah lahir, anak-anak ikan harus cepat-cepat diambil dan dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan oleh induknya.
5. PERAWATAN BENIH
  1. Anak-anak ikan yang baru lahir belum membutuhkan makanan, karena masih mengandung kuning telur (yolk egg). Setelah 4 ~ 5 hari anak ikan baru dapat diberi makanan berupa kutu air yang sudah disaring, atau kuning telur yang telah direbus dan dihancurkan.
  2. Setelah mencapai ukuran medium (2 ~ 3 cm) dapat diberikan makanan cacing, kemudian setelah mencapai ukuran dewasa (5 ~ 7 cm) dapat diberi makanan cuk.
  3. Disamping makanan alami dapat pula diberi makanan tambahan berupa cacing kering, agar-agar dll.
  4. Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari, hendaknya jangan berlebihan, karena dapat menyebabkan pembusukan yang dapat meerusak kualitas air.
  5. Pergantian air. Air dalam bak atau aquarium jangan sampai kotor/keruh, karena dapat menyebabkan kematian anak ikan. Kotoran dapat dibersihkan setiap 2 ~ 3 hari sekali dengan cara disiphon, air yang terbuang pada waktu penyiphonan sebanyak 10 ~20% dapat diganti dengan air yang baru.
6. PENUTUP
Budidaya ikan live bearer ini sangat mudah dan mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi. Untuk satu pasang ikan dapat menghasilkan 50 sampai 100 ekar ikan untuk satu kali pemijahan, dengan harga perekor Rp. 25,-sampai Rp. 75,-. Jenis ikan ini juga merupakan ikan hias yang dapat di eksport misalnya: ikan Guppy. Dengan teknik pemeliharaan yang tepat dan ketekunan yang tinggi akan didapat hasil dengan warna yang sangat indah.
7. SUMBER
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta, 1996
8. KONTAK HUBUNGAN
Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jakarta

Publisher by: WARINTEK - Menteri Negara Riset dan Teknologi

PEMBENIHAN IKAN TAWES (Puntius Javanicus. Blkr)


1. PENDAHULUAN
Penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Usaha pembenihan banyak dilakukan di Kabupaten Magelang, seperti di Desa Paremono Kecamatan Mungkid oleh karena didukung ketersediaan air cukup baik musim kemarau maupun penghujan. Disamping itu usaha pembenihan dirasa lebih rnenguntungkan karena waktu yang digunakan relatif singkat kurang lebih 3 minggu - 1 bulan, serta pemasarannya pun mudah. Pembenihan ikan tawes ada beberapa cara yaitu pembenihan ikan di kolam, pembenihan di sawah dan pembenihan di hapa. Pengalaman Pembenihan Ikan Tawes di kolam yang dilakukan oleh MARZANI KTNA Paremono Mungkid ternyata cukup menggembirakan.
1. PEMILIHAN INDUK
  1. Untuk mendapatkan benih yang berkualitas dan jumlah yang banyak dalam pembenihan Tawes perlu dipilih induk yang baik dengan ciri-ciri :
    1. Letak lubang dubur terletak relatif lebih dekat ke pangkal ekor
    2. Kepala relatif lebih kecil dan meruncing
    3. Sisik-sisiknya besar dan teratur
    4. Pangkal ekor lebar dan kokoh
  2. Pada umumnya ikan tawes jantan mulai dipijahkan pada umur kurang lebih 1 tahun, dan induk tawes betina pada umur kurang lebih 1,5 tahun. Untuk
    mengetahui bahwa induk ikan tawes telah matang kelamin dan siap untuk dipijahkan dengan tanda-tanda sebagai berikut :
    1. Induk betina
      • Perutnya mengembang kearah genetal (pelepasan) bila diraba lebih lembek
      • Lubang dubur berwarna agak kemerah-merahan
      • Tutup insang bila diraba lebih licin
      • Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan kehitam-hitaman.
    2. lnduk jantan
      • Bila perut diurut dari arah kepala ke anus akan keluar cairan berwarna keputih-putihan (sperma)
      • Tutup insang bila diraba terasa kasar
2. PERSIAPAN KOLAM
  1. Kolam pemijahan ikan tawes sekaligus merupakan kolam penetasan dan kolam pendederan. Sebelum dipergunakan untuk pemijahan, kolam dikeringkan.
  2. Perbaikan pematang dan dasar kolam dibuat saluran memanjang (caren/kamalir) dari pemasukan air kearah pengeluaran air dengan lebar 40 cm dan dalamnya 20-30 cm.
3. PELEPASAN INDUK
  1. Induk ikan tawes yang telah terpilih untuk dipijahkan kemudian diberok, pemberokan dengan penempatan induk jantan dan betina secara terpisah
    selama 4-5 hari
  2. Setelah diberok kemudian induk ikan dimasukkan ke kolam pemijahan yang telah dipersiapkan
  3. Pemasukan induk ke kolam pada saat air mencapai kurang lebih 20 cm
  4. Jumlah induk yang dilepas induk betina 25 ekor dan induk jantan 50 ekor
  5. Pada sore hari kurang lebih pukul 16.00 air yang masuk ke kolam diperbesar sehingga aliran air lebih deras.
  6. Biasanya induk ikan tawes memijah pada pukul 19.00-22.00
  7. Induk yang akan memijah biasanya pada siang hari sudah mulai berkejar-kejaran di sekitar tempat pemasukan air.
4. PENETASAN TELUR
  1. Setelah induk ikan tawes bertelur, air yang masuk ke kolam diperkecil agar telur-telur tidak terbawa arus, penetasan dilakukan di kolam pemijahan juga
  2. Pagi hari diperiksa bila ada telur-telur yang rnenumpuk di sekitar kolam atau bagian lahan yang dangkal disebarkan dengan mengayun-ayunkan sapu lidi
    di dasar kolam
  3. Telur ikan tawes biasanya menetas semua setelah 2-3 hari
  4. Dari ikan hasil penetasan dipelihara di kolam tersebut selama kurang lebih 21 hari.
5. PEMUNGUTAN HASIL BENIH IKAN
  1. Panen dilakukan pada pagi hari
  2. Menyurutkan/mengeringkan kolam
  3. Setelah benih berada dikamalir/dicaren, benih ditangkap dengan menggunakan waring atau seser
  4. Benih ditampung di hapa yang telah ditempatkan di saluran air mengalir dengan aliran air tidak deras
  5. Benih lersebut selanjutnya dipelihara lagi di kolam pendederan atau dijual.
6. PENDEDERAN
  1. Mula-mula kolam dikeringkan selama 2-3 hari
  2. Perbaikan pematang, pembuatan caren/saluran
  3. Dasar kolam diolah dicangkul, kemudian dipupuk dengan Urea & SP 36 1 0 gr/m2 dan pupuk kandang 1 - 1,5 kg/m2 tergantung kesuburannya.
  4. Setelah kolam dipupuk kemudian diairi setinggi 2-3 cm dan dibiarkan 2-3 hari kemudian air kolam ditambah sedikit demi sedikit sampai kedalaman 50 cm
  5. Kemudian benih ditebar di kolam pendederan dengan padat tebar 10-20 ekor/m2
  6. Pemeliharaan dilakukan kurang lebih 3 minggu - 1 bulan.
  7. Selanjutnya dapat dipanen dan hasil benih dapat dijual atau ditebar lagi di kolam pendederan II.
7. SUMBER
Balai Informasi Penyuluh Pertanian Magelang; Departemen Pertanian, http://www.deptan.go.id, Maret 2001
8. KONTAK HUBUNGAN
  1. Balai Informasi Penyuluh Pertanian Magelang; Jln. Sendangsono, KM. 0,5 Progowati Mungkid Magelang, 56511; Tel. (0293) 789455; Fax.(0293)
    789455; bipp@magelang.wasantara.net.id
  2. Departemen Pertanian RI, Kantor Pusat Departemen Pertanian - Jalan Harsono RM No. 3, Ragunan - Pasar Minggu, Jakarta 12550 - Indonesia                                                                                        Publisher by: WARINTEK - Menteri Negara Riset dan Teknologi