Spectral
discrimination of coral mortality states following a severe bleaching event
(Perbedaan spektral dari keadaan
kematian karang mengikuti sebuah peristiwa bleaching
yang sangat)
C. D. CLARK1, P. J. MUMBY2, J.
R. M. CHISHOLM3, J. JAUBERT3 and S. ANDREFOUET4
1Sheffield Centre for Earth
Observation Science, University of Sheffield, Sheffield, England, UK
2Centre for Tropical Coastal
Management Studies, Ridley Building, The University, Newcastle upon
Tyne, England, UK
3Observatoire Oce´anologique Europe´en,
Centre Scienti. que de Monaco, Avenue Saint-Martin, MC
98000,
Principality of Monaco
4Department of Marine Science,
University of South Florida, 140, 7th Avenue South, St Petersburg, FL
33701,
USA; e-mail: c.clark@sheffield.ac.uk
Online Publication Date: 10 July 2000
Abstrak
Meskipun relatif mudah untuk
membedakan spectra dari karang yang memutih (bleached) dan karang hidup, hanya sekali karang-karang mati skeleton
mereka menyisakan bleached (putih) selama hanya sebuah periode singkat.
Kolonisasi yang cepat oleh alga dapat memberikan peningkatan pigmentasi yang
dapat menjadi sama dengan karang yang hidup. Maka, dengan waktu penginderaan
jauh (remotely sensed) gambar telah
diperoleh, membedakan dari karang mati dan hidup adalah bukan hal lancar yang
lebih lama. Pengukuran-pengukuran lapang dari spektral reflektansi karang hidup
dan alga yang berkoloni dengan karang mati (timbul dari kejadian-kejadian
kematian yang berbeda) dilakukan di Perancis Polynesia. Analisis yang diperoleh
mengungkapkan karakteristik panjang gelombang dan kemirigan (slope) yang dapat digunakan untuk
membedakan diantara keadaan-keadaan mati dengan akurasi mendekati 85%.
Hasil-hasil ini mendorong aplikasi dari remote
sensing hiperspektral untuk menduga secara kuantitatif luas dari
kejadian-kejadian pemutihan karang.
- Lokasi Lapang (field site)
Pengukuran
reflektansi in situ dilakukan di
danau pinggir laut (lagoon) dari
Rangiroa Atoll, French Polynesia (1500’ 4.3”S, 1470 52’
51.8”W), karena pengulangan pengamatan personal (Jean Jaubert; Francis
Rougerie) dengan penyelaman SCUBA sejak 1970 mengungkapkan reef (bukit karang) di area ini secara umum dalam keadaan sehat
hingga sebuah episode bleaching di
tahun 1994, ketika ca. 10% kematian
diamati. Ini diikuti kejadian pemutihan massal pada Mei 1998 yang dihubungkan
dengan El Nino osilasi bagian selatan.
Pengamatan November 1998 mengungkapkan bahwa sebuah proporsi yang
signifikan (ca. 80-90%) dari karang lagoonal yang mati dalam 6 bulan sejak
Mei. Permukaan karang dikategorikan sebagai :
- Karang hidup (koloni dengan ca. > 80% jaringan yang hidup)
- Kematian koloni yang sebagian (sebuah kategori peralihan diantara mati dan hidup; ca. 20-80% jaringan hidup)
- Mati masih baru (recently) (mati ca. 6 bulan lalu, kenampakan struktur corallite )
- Mati lama (old dead) (kematian > 6 bulan lalu, struktur coralit dipindah oleh grazing ikan dan urchins)
Kebanyakan pengukuran diambil
dari karang yang dominan secara lokal Porites
dan Pocillopora.
- Metode
Pengukuran
spectral reflektansi dilakukan November 1998, dengan bantuan perahu kecil,
menggunakan sepasang spektroradiometer portabel (inter-calibrated portable spectroradiometers) dengan sampling pada
interval 1.5 nanometer (nm). Satu, di atas perahu, merekam radiasi ke atas (upwelling) dari sebuah panel referensi
putih, sedangkan yang lain secara simultan mengukur radiasi upwelling target karang di bawah air.
Ini dicapai menggunakan 4 meter kabel fibre
optic yang dilengkapi dengan lubang bidik (aperture) 230 bidang pandang. Kabel diposisikan dengan
penyelam SCUBA untuk mengambil pengukuran nadir ca. 10 cm di atas permukaan
karang, menghasilkan sebuah target dari ca.
diameter 4 cm. pengukuran dilakukan di rentang kedalaman 0.3-3 m. kedalaman
direkam dengan sonic device. Sebuah
specimen karang kecil dipindahkan, dibawa ke atas permukaan dan diukur
menggunakan prosedur yang sama.
Kita menggunakan anlisis turunan dari spectral untuk membedakan diantara kategori-kategori karang. Sebagai sebuah fungsi dari panjang gelombang, derivatives urutan pertama menggambarkan gradien dari sebuah spectrum dan urutan ke-2 perubahan dari gradien.
Kita menggunakan anlisis turunan dari spectral untuk membedakan diantara kategori-kategori karang. Sebagai sebuah fungsi dari panjang gelombang, derivatives urutan pertama menggambarkan gradien dari sebuah spectrum dan urutan ke-2 perubahan dari gradien.
Data
tidak mengizinkan kategori peralihan kita (kematian koloni sebagian/partial colony mortality) untuk
dibedakan. Pada 596 nanometer (nm), derivative
pertama muncul untuk menjadi pembeda yang baik dari tiga kategori yang tersisa.
- Hasil
Spectra
of emergent corals
Rata-rata
spectra yang ditunjukkan di Gambar 1 untuk karang jumlah kecil diukur pada permukaan
air. Foto dari specimen ini ditampilkan pada Gambar 2. Karang hidup mempunyai
puncak reflektansi yang khusus pada 570 dan 605 nm dan sebuah tepi (shoulder)
pada 650 nm. Karang yang baru mati memiliki spektum secara keseluruhan sama
tetapi puncak reflektansi didefinisikan kurang baik. Spectrum dari karang mati
lama adalah sama dalam bentuk karang yang baru mati tetapi reflektansi lebih
tinggi pada semua panjang gelombang.
Spectra
of submerged corals
Atenuasi
oleh kolom air mempengaruhi spectra dari karang bawah air dengan pengurangan
reflektansi secara keseluruhan, secara khusus lebih dari 600-650 nm (Gambar 3).
Gambar
1. Rata-rata spectra untuk live, recently
dead dan old dead coral diukur
pada permukaan laut (n=8)
Gambar
2. Specimen karang (Porites)
digunakan untuk pengukuran spectral yg dilaporkan di gambar 1. Masing-masing
adalah ca. ukuran10 cm. (a) Live, (b)
recently dead, (c) Old dead.
Gambar
3. Spectra dari kelas karang yg diukur in
situ (contoh bawah air). (a) Live (Porites, 0.9-3 m kedalaman). Spectra
menunjukkan reflektansi terendah dan atenuasi terkuat dalam wilayah cahaya
merah adalah lokasi lebih dalam, (b) Recentky dead (Porites yg mati 6 bulan
lalu, 0.3-1.7 m kedalaman), (c) Old dead (Porites yg mati > 6 bln lalu, 1.4-2.7
m kdlmn), (d) Dead Pocillopora (kedalaman 0.5-2.5 m).
Perubahan
penutupan alga dari waktu ke waktu memungkinkan untuk membedakan diantara
karang hidup, dan karang yang mati selama 6 bulan, dan > 6 bulan. Artinya
bahwa bahkan jika ada beberapa penundaan (contoh 1 tahun) sebelum pencitraan
penginderaan jauh diperoleh dapat masih memungkinkan untuk menghitung dampak
dari kejadian bleaching. Berdasarkan
pada hasil, kita merekomendasikan bahwa investigasi remote sensing kedepan dari kematian karang fokus pada panjang
gelombang diantara 515-572 nm dan sekitar 596 nm.
Meskipun
kita menunjukkan bahwa perbedaan spectral dari keadaan kematian karang kita
adalah memungkinkan, itu tidak jelas jika ini dapat dibedakan secara akurat
oleh remote sensing. Ini akan diuji
menggunakan airborne hyperspectral images
dari sebuah CASI (Compact Airborne
Spectrographic Imager) sensor yang kita terbangkan secara simultan dengan
bidang kerja kita (our fieldwork).
Referansi :
Kampus Swasta Bangka Belitung
ReplyDelete