INFO PRAKIRAAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN(PDPI) dari KKP [13-15 September 2013 ] : DPI Jawa Bali dan Nusa Tenggara : DPI (122’34’’21.9’’’BT, 9’12’’3.1’’’LS) Potensi (111’18’’54.2’’’BT, 8’46’’7.7’’’LS) (112’4’’59.4’’’BT, 8’27’’50.7’’’LS) (115’28’’3.7’’’, 9’7’’43.9’’’LS) (115’26’’37.2’’’BT, 9’26’’27.2’’’LS) (107’17’’23.2’’’BT, 8’0’’2.5’’’LS) DPI Kalimantan : -- DPI Maluku Papua : -- DPI Sumatera : Potensi (104’55’’48.3’’’BT, 6’27’’52.0’’’LS) DPI Sulawesi : Potensi (118’43’’55.8’’’BT, 1’45’’35.1’’’LS)

Sunday, October 30, 2011

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI

PEMBUATAN SALURAN AIR BEKAS MANDI DAN CUCI
  1. PENDAHULUAN
    Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoranmanusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
    Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
    1. Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
    2. Tidak mengotori permukaan tanah.
    3. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
    4. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
    5. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
    6. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
    7. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
    Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan. Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan saringan khusus. Pengelolaan secara tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah tropis yang dapat dimanfaatkan.
    Berikut ini adalah pengelolaan limbah rumah tangga untuk limbah cair, padat dan gas.

    1. Pengelolaan air limbah kakus I.
    2. Pengelolaan air limbah kakus II.
    3. Pengelolaan air limbah cucian.
    4. Pembuatan saluran bekas mandi dan cuci
    5. Pengelolaan sampah
    6. Pengelolaan limbah industri rumah tangga.
    7. Pengelolaan air limbah rumah tangga I
    8. Pengelolaan air limbah rumah tangga II
    9. Pengelolaan air limbah
  2. URAIAN SINGKAT
    Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung ke sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari bak resapan sudah bebas dari pencemaran.
  3. BAHAN
    1. Besi beton ½-25 cm
    2. Batu bata
    3. Kerikil
    4. Semen
    5. Pasir
  4. PERALATAN
    1. Gergaji
    2. Cetok
    3. Cangkul
    4. Skop
    5. Parang
    6. Ember
    7. Besi runcing
    8. Meteran
  5. PEMBUATAN
    Tempat mandi dan cuci dibuat dari batu bata, campuran semen dan pasir. Bak kontrol dibuat terutama untuk saluran yang berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama terjadi pengikisan ke samping sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran. Dibuat juga sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang diberi kerikil dan lapisan ijuk.
    Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak antara sumur air bersih ke sumur resapan minimum 10 m agar supaya jangan mencemarinya. Pembuatan dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2 di bawah ini.

    Gambar 1. Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci

    Gambar 2. Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci.
    Saluran air bekas mandi dan cuci :
    A : Kamar mandi dan cuci
    B : Bak kontrol
    C : Bak resapan
  6. PENGGUNAAN
    1. Untuk membuang air cucian
    2. Untuk membuang air bekas mandi
    3. Untuk membuang air kotor/bekas lainnya.
  7. PEMELIHARAAN
    1. Saluran setiap hari perlu dibersihkan dengan memakai sapu, atau alat lain.
    2. Jangan membuang benda-benda padat seperti : batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-barang lainnya
    3. Semua resapan perlu sering dikontrol, agar bagian-bagian yang tersumbat dibersihkan.
  8. KEUNTUNGAN
    Pembuatannya mudah, bahan-bahan ada disekitar kita dan konstruksinya sederhana.
  9. KERUGIAN
    Pembuangan air kotor ini juga tergantung dari struktur lapisan tanah. Tanah yang liat pada musim kemarau akan bongkah-bongkah hal ini mungkin berpengaruh pada sumber air bersih. Untuk mengatasi hal ini agar jaraknya perlu lebih diperpanjang lagi.
    Catatan lain-lain :
    Secara rutin perlu dikontrol apakah ada yang rusak atau tidak.
  10. DAFTAR PUSTAKA
    Pembuatan Saluran Bekas Mandi dan Cuci. Jakarta : Direktorat Perummahan, Ditjen Cipta Karya-Departemen Pekerjaan Umum.
  11. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052 begin_of_the_skype_highlighting              +62 22 250 3052      end_of_the_skype_highlighting, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
Publisher: Menristek

Saturday, October 29, 2011

PENJERNIHAN AIR DENGAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA)

PENJERNIHAN AIR DENGAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA)
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air.
    Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapat digunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor. Bentuk daun, bunga, dan buah kelor dapat
    dilihat pada Gambar.
  3. BAHAN
    Biji kelor yang sudah tua betul dan kering


    Gambar 1. Biji Kelor
  4. PEMBUATAN
    1. Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
    2. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang
      sempurnanya proses penggumpalan.
    3. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
    4. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
      Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
    5. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
    6. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
    7. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
    8. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
    9. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.

      Gambar 2. Diagram Proses
  5. KEUNTUNGAN
    1. Caranya sangat mudah
    2. Tidak berbahaya bagi kesehatan
    3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan, kekuning-kuningan atau ke abu-abuan)
    4. Kualitas air lebih baik :
      1. Kuman berkurang
      2. Zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang
      3. Air lebih cepat mendidih
  6. KERUGIAN
    1. Kelor tidak terdapat disemua daerah
    2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
    3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil.
  7. DAFTAR PUSTAKA
    Al Azharia Jahn, Samia. Traditional Water Purification in Tropical Developing Countries : Existing Methods and Potential Application. Eschborn : GTZ, 1981.
  8. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
      250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

PENJERNIAHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN DAN BAHAN KIMIA II

PENJERNIAHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN DAN BAHAN KIMIA II
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Cara penjernihan air ini hampir sama dengan cara terdahulu. Perbedaan hanya terletak pada susunan penyaring pada bak penampung. (lihat Gambar). Cara penyaringan ini dapat mengurangi kuantitas kuman bakteri dalam air keruh.
  3. BAHAN DAN PERALATAN
    1. Kaporit
    2. Batu kapur
    3. Tawas
    4. Bak penyaring
    5. Pecahan genteng
    6. Pasir
    7. Kerikil
    8. Ijuk
    9. arang
  4. PEMBUATAN
    1. Sediakan kaporit 0,20 gram, batu kapur 2 gram, dan tawas 2 gram. Cairkan bahan tersebut dalam sendok makan.
    2. Sediakan bak air yang dapat menampung air keruh sekitar 20 liter, kemudian kaporit, batu kapur dan tawas yang sudah dicairkan dimasukkan ke dalam bak tersebut dan diaduk 5 menit, didiamkan 10 menit (Catatan : pada waktu diaduk bak harus disumbat)
    3. Setelah didiamkan 10 menit, sumbat dibuka dan alirkan air keruh tersebut ke bak penyaring yang berisi pecahan genting, pasir, kerikil, ijuk dan arang. Tebal pecahan genteng 2-5 cm, pasir 15 cm, kerikil 5 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm dan ijuk lagi 5 cm (lihat gambar).
    4. Air hasil penyaringan ditampung dalam ember atau bak yang bersih.
    5. Air bersih tersebut dituangkan ke dalam tempayan untuk disimpan.
    6. Air bersih siap dipergunakan
    7. Air bersih dituangkan ke dalam ceret, kemudian direbus sampai mendidih yang lamanya sampai kira-kira 30 menit.
    8. Air yang sudah direbus, setelah dingin dituangkan ke dalam gelas. Air bersih dan sehat tersebut siap untuk diminum.


  5. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

PENJERNIAHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN DAN BAHAN KIMIA I

TTG - PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI
PENJERNIAHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN DAN BAHAN KIMIA I
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Penjernihan air ini memakai teknologi penjernihan dengan cara kimia dan proses penyaringan. Bahan mimia yang digunakan adalah kaporit, bubuk kapur dan tawas. Bahan-bahan ini mudah didapat di daerah pedesaan atau kota-kota kecil di seluruh Indonesia. Bahan penyaring yang dibutuhkan adalah kerikil, pasir, ijuk dan arang aktif.
  3. BAHAN DAN PERALATAN
    1. 2 (dua) kg arang aktif
    2. 3 (tiga) kg ijuk
    3. pasir halus
    4. batu kerikil
    5. bubuk kapur 10 gram
    6. tawas 10 gram
    7. kaporit 2,5 gram
    8. 2 (dua) buah drum bekas
    9. 2 (dua) buah kran ukuran ½ cm
  4. PEMBUATAN
    1. Lubangi kedua drum 5 cm dari bagian bawah, dan diberi kran. Drum I untuk bak pengendapan, drum II untuk bak penyaring.
    2. Letakkan drum I lebih tinggi dari drum II hubungkan kedua drum tersebut, lihat gambar.
      Gambar 1. Penyaringan Air Secara Kimiawi
    3. Isilah drum II (bak penyaringan) berturut-turut dengan batu kerikil setebal 5 cm; arang setebal 5 cm; ijuk setebal 5 cm dan pasir halus setebal 15 cm (lihat Gambar 1 dibawah)

    4. Isilah drum I (bak pengendapan) dengan air yang akan dijernihkan. Bubuhi dengan 10 gram tawas (untuk 100 liter air) kemudian aduk selama 5 menit. Tambahkan bubuk kapur sebanyak 10 gram dan kaporit 2,5 gram, kemudian aduk perlahan-lahan selama 2-3 menit. Tujuan mengaduk, agar butir-butir lumpur menjadi besar dan mengendap.
  5. PENGGUNAAN
    1. Lakukan proses pengendapan ini pada waktu malam hari sehingga pada waktu pagu hari, air dapat dialirkan ke bak penyaringan dan siap untuk dipakai.
    2. Buka kran pada bak penyaringan untuk mendapatkan air yang bersih.
  6. PEMELIHARAAN
    1. Bersihkan endapan lumpur pada bak pengendapan sesering mungkin.
    2. Apabila jalan air pada drum/bak penyaringan kurang lancar, cucilah pasir kerikil dan ijuk sampai bersih.
    3. Apabila air bersih yang dihasilkan berbau kaporit sangat tajam, gantilah arang aktif dengan yang baru.
  7. KEUNTUNGAN
    1. apat digunakan untuk air sungai, rawa, sumur,sawah dan telaga.
    2. Menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, tidak asam, tidak payau.
  8. KERUGIAN
    1. Air tidak dapat dialirkan secara teratur.
    2. Hanya dapat menjernihkan air dengan jumlah tertentu saja.
    3. Bak harus sering dibersihkan.
    4. Cara ini tidak dibenarkan untuk air yang tercemar bahan kimia buangan air pabrik.
  9. DAFTAR PUSTAKA
    Water Purification. Joint Program Development Centre, Institute of Technology Bandung and Indonesia Voluntary Workers Agency (BUTSI) of the Department of Manpower Trasmigration and Cooperatives, 1977.
  10. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN II

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN II
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Cara penjernihan air ini sama dengan cara penyaringan I. Perbedaanya terletak pada penyusunan drum atau bak pengendapan dan bak penyaringan, serta susunan lapisan bahan penyaring.
  3. BAHAN
    1. 10 (sepuluh) kg arang
    2. 10 (sepuluh) kg ijuk
    3. pasir beton halus
    4. batu kerikil
    5. 2 (dua) buah kran 1 inci
    6. batu dengan garis tengah 2-3 cm
  4. PERALATAN
    1. 1 (satu) buah bak penampungan
    2. 1 (satu) buah drum bekas
  5. PEMBUATAN
    1. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan.
    2. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar).

      Gambar 1. Penyaringan Air secara Fisis
  6. PENGGUNAAN
    1. Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
    2. Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak penyaringan air.
    3. Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.
  7. PEMELIHARAAN
    1. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
    2. Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
    3. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan dijemur sampai kering.
    4. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat, kemudian dijemur.
  8. KEUNTUNGAN
    1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya : sungai, rawa, telaga, sawah dan sumur.
    2. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.
  9. KERUGIAN
    1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
    2. Bahan penyaring harus sering diganti.
    3. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum
  10. DAFTAR PUSTAKA
    Water Purification. Joint Program Development Centre, Institute of Technology Bandung and Indonesia Voluntary Workers Agency (BUTSI) of the Department of Manpower Trasmigration and Cooperatives, 1977.
  11. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN I

PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN I
  1. PENDAHULUAN
    Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri.
    Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya anatara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
  2. URAIAN SINGKAT
    Penjernihan air minum secara sederhana ini merupakan penjernihan air dengan cara penyaringan. Bahan penyaringan yang digunakan adalah pasir dan tempurung kelapa.
  3. BAHAN DAN PERALATAN
    1. 2 (dua) drum ijuk
    2. pipa PVC dengan diameter ¾ inci
    3. kran air
    4. pasir
    5. kerikil
    6. potongan bata – cat
    7. gergaji
    8. parang
    9. besi
    10. bor
    11. kuas
    12. ember
    13. cangkul
  4. PEMBUATAN
    1. Membuat pipa penyaringan lihat Gambar 1. :
      1. Ambil 2 pipa PVC diameter 0,75 inci dengan panjang 35 cm.
      2. Pipa PVC dilubangi teratur sepanjang 20 cm.
      3. Bagian dari pipa yang dilubangi dibalut dengan ijuk kemudian ijuk diikat dengan tali plastik
      4. Salah satu ujung pipa dibuat ulir.

        Gambar 1. Pipa Penyaring
    2. Pemasangan pipa penyaring (lihat Gambar 2.).
      Pipa penyaring dipasang pada drum pengendapan dan penyaringan dengan jarak 10 cm dari dasar drum.
    3. Membuat drum pengendapan (lihat Gambar 2 dan 3)
      1. Buat lubang dengan bor besi 10 cm dari dasar pada dinding drum untuk pipa penyaring.
      2. Pasang pipa penyaring yang sudah dibalut pada soket yang sudah tersedia (lihat keterangan No. 2)
      3. Pasang kran
      4. Buat lubang pada dasar drum dengan tutup.

        Gambar 2. Pemasangan Pipa Penyaring
    4. Membuat drum penyaring (lihat Gambar 2 dan 3)
      1. Buat lubang untuk pemasangan pipa penyaring dengan jarak 10 cm dari dasar drum.
      2. Isi drum berturut-turut dengan krikil setebal 20 cm, ijuk 5 cm, arang 10 cm, ijuk 10 cm dan potongan bata 10 cm.
    5. Penyusunan drum endapan dan penyaringan (lihat Gambar 3)
      1. Drum pengendapan dan penyaringan disusun bertingkat.
      2. Kran-kran ditutup dan air diisikan ke dalam drum pengendapan
      3. Setelah 30 menit air dari drum pengendapan dialirkan ke dalam drum penyaringan.
      4. Aliran air yang keluar dari drum penyaringan disesuaikan dengan masukan dari drum pengendapan.

        Gambar 3. Cara Kerja Penyaring Air
  5. KEUNTUNGAN
    1. Air hasil penyaringan cukup bersih untuk keperluan rumah tangga.
    2. Membuatnya cukup mudah dan sederhana pemeliharaannya.
    3. Bahan-bahan yang digunakan mudah didapatkan di daerah pedesaan.
  6. KERUGIAN
    1. Pemeliharaan memerlukan ketelitian dan cukup memakan waktu seperti :
      1. Drum pengendapan dan drum penyaring harus dibersihkan, jika aliran air yang keluar kurang lancar. Ijuk, kerikil, potongan bata, pasir dicuci bersih, kemudian dijemur sampai kering.
      2. Arang tempurung biasanya paling lama 3 bulan sekali harus diganti dengan yang baru.
      3. Tidak bisa digunakan untuk menyaring air yang mengandung bahan-bahan kimia seperti air buangan dari pabrik, karena cara ini hanya untuk menyaring air keruh, tapi bukan menyaring air yang mengandung zat kimia tertentu.
    2. Untuk keperluan air minum harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih.
  7. DAFTAR PUSTAKA
    Penjernihan Air. Bandung : Puslibang Fisika Terapan
  8. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 / Cisitu 21/154-D – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

POMPA HISAP SISTIM PENGELASAN

POMPA HISAP SISTIM PENGELASAN
  1. PENDAHULUAN
    Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
    Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
    Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
  2. URAIAN SINGKAT
    Pompa hisap ini merupakan hasil teknologi tepat guna, namun sudah diganti dengan sistim yang lebih baru sehingga pembuataannya murah dan mudah
    dirawat.
  3. BAHAN
    1. Besi (yang sudah digalvanisir)
    2. Baut
    3. Mur
    4. Batang (diameter 12 mm)
    5. Sambungan diameter ganda
    6. Pipa cabang T
    7. Pipa air
    8. ayu (jenis yang keras dan tahan retak)
    9. Lain-lain:
      1. kulit tahan air atau karet
      2. meni timah/meni besi
      3. bahan pengawet kayu (karboleum)
      4. semen
  4. PERALATAN
    1. Bor kayu
    2. Kunci tangkai
    3. Gergaji besi dan kayu
    4. 2 (dua) buah tang pipa
    5. Pita ukur
    6. Kikir kayu/sugu kayu
    7. Alat pengelas
    8. Alat tap dan pisau ukir untuk membuat ukir sekrup.
      Ukuran-Ukuran yang dipakai
      Tinggi Penaikan
      Diameter maksimum silinder
      Diameter maksimum pompa
      Panjang Pegangan
      < 5 m
      10 cm
      10 cm
      20 + 80 cm
      8 m
      8 cm
      7 cm
      20 + 90 cm
      12 m
      7 cm
      5 cm
      20 + 100 cm
      15 m
      6 cm
      4 cm
      20 + 110 cm
  5. PEMBUATAN
    1. Dibuat silinder, katup kaki dan pengisap
      1. Silinder pompa, terdiri dari pipa galvanisir panjangnya 60 cm yang bagian atas dilengkapi dengan ulir sebelah luar. Bagian dalam dari silinder harus selicin mungkin untuk menghindari kerusakan pada torak penghisap.
      2. Torak penghisap, merupakan suku cadang dari pompa yang menentukan tinggi tekan maksimal dan kapasitas pompa. Untuk tinggi penaikan yang lebih dari 12 meter dapat dipasang 2 buah penghisap (Gambar 2).
        Penghisap dibuat dari lempengan karet yang diberi 6 ayau 8 buah lubang (Gambar 3) kemudian dengan katup kulit dipasang pada batang torak.

        Gambar 1. Karet penghisap penampang berlubang-lubang
      3. Bentuk dari penghisap kayu (Gambar 2a, 2b).

        Gambar 2a. Potongan penghisap

        Gambar 2b. Tempat menutupnya (merayapnya) Penghisap dengan dinding silinder
      4. Katup kaki, untuk mencegah mengalirnya kembali air yang telah terdapat dalam silinder menuju lubang masuk. Katup ini dipasang pada bagian bawah silinder pompa (Gambar 3).

        Gambar 3. Katup kaki
    2. Pemasangan rumah pompa
      Kontruksi rumah pompa dengan sambungan las seperti pada Gambar 4,5, dan 6.

      Gambar 4. Rumah pompa

      Gambar 5.

      Gambar 6. Pemasangan rumah pompa dengan peyampungan las
    3. Pegangan pompa
      1. Terbuat dari kayu keras ukuran minimal 6 x 6 cm
      2. Pegangan pompa (Gambar 7) . Salah satu ujungnya harus diserut menjadi bentuk yang dapat dipegang, sedang pada ujung lainnya dihubungkan batang torak dengan jarak antara lubang engsel dan lubang pemasangan batang torak kira-kira 20 cm.

        Gambar 7. Pegangan pompa
      3. Gambar 8 merupakan batang pompa yang dihubungkan pada pegangan dengan bantuan suatu balok engsel pada bagian atas balok diberi 2 mur. Batang pompa harus dijepit kokoh dalam balok pengikat.

        Gambar 8. Pemasangan batang torak pada pegangan
    4. Pemasangan akhir pompa
      1. Rumah pompa dan silinder pompa dan semua suku cadang dicat dengan meni timah atau besi, sedang bagian-bagian kayu dilindungi dengan bahan pengawet kayu.
      2. Torak penghisap dan klep kaki dipasang dengan tetap dalam silinder, sedang silinder dipasang pada tabung pompa. Kemudian semua alur diberi lapis untuk mencegah karat.
      3. Cara untuk memperpanjang batang torak (lihat Gambar 9).
      4. Perakitan dapat dilihat pada Gambar 10, 11, 12, dan 13.

        Gambar 9. Perpanjangan batang torak dengan Bantuan sambungan berulir atau dilas

        Gambar 10. Pemasangan pompa

        Gambar 11. Penutupan sumur guna mencegah Pencemaran oleh air bocor

        Gambar 12. Suku cadang utama sebuah pompa hisap

        Gambar 13
  6. PEMELIHARAAN
    1. Pemeriksaan dengan cara mengencangkan kembali baut dan mur
    2. Mengecat kembali secara teratur suku cadang yang berkarat
    3. Menggantikan suku cadang yang aus atau rusak
    4. Memperbaiki semen yang retak-retak.
  7. KEUNTUNGAN
    1. Dengan memakai pengelasan pada rumah pompa, kekuatannya lebih baik dan tahan lama.
    2. Penggunan pompa penghisap ini dapat mencapai tinggi penaikan air sampai 15-20 m
  8. KERUGIAN
    Pompa hisap ini tidak berlaku bagi sumur-sumur bor (tubewells) yang berdiameter beberapa desimeter. Apabila diameter silinder terlalu besar maka pemompa menjadi terlalu berat, sedangkan apabila diameter terlalu kecil maka air yang dihasilkan terlampau sedikit.
  9. DAFTAR PUSTAKA
    Pompa Hisap. Publikasi Tool (Belanda). Terjemahan : Pusat Dokumentasi PTP-ITB Bandung.
  10. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052, 250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.
Publish: Menristek